Banyak banget di antara kalian yang nanya ke aku, gimana caranya kerja remote setelah tahu kalau aku adalah seorang full time remote worker. Jujur aja, keputusan untuk resign dari pekerjaan lama dan memilih jalur kerja remote penuh waktu adalah keputusan terbaik dalam hidupku.
Aku sudah menjalani tiga jenis pekerjaan: kerja full time di corporate (baik di kantor maupun site), kerja formal di government, dan sekarang sebagai remote worker. Semuanya punya plus minus masing-masing. Tapi bekerja remote adalah yang paling cocok dengan gaya hidup yang aku inginkan.
Kalau kamu ingin kerja remote, tenang aja—you are not alone. Lima dari 10 orang yang aku kenal yang punya full time office job sebenarnya enggak akan menolak kalau ditawari remote job. Masalahnya cuma satu: kurangnya pengetahuan. Banyak dari mereka alih-alih dapat pekerjaan yang legit, malah tertipu lowongan palsu.
Artikel ini aku buat untuk kalian yang lagi cari info dari nol tentang dunia kerja remote. Kita akan bahas melalui empat segmen:
- Switching Career
- Pre-work Preparation
- Post-work Optimization
- Menghindari Penipuan (Fraud Section)
1. Switching Career: Langkah Paling Penting
Aku lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Harusnya aku jadi guru. Tapi sekarang pekerjaanku adalah performance marketer. Ini yang disebut switching career.
Performance marketing bertanggung jawab membawa omset ke perusahaan lewat iklan—baik dari Facebook, Instagram, Google, dan lainnya.
Ada dua alasan aku memilih bidang ini:
- Opportunity remote sangat banyak
- Range gaji cukup tinggi
Selain itu, pekerjaan ini sangat satisfying karena punya sistem Pareto: effort 20% bisa menghasilkan 80% hasil. Dan ini bikin performance marketing jadi pekerjaan yang fulfilling.
Untuk bisa bekerja remote, kamu harus punya spesialisasi digital. Kabar baiknya, spesialisasi digital tidak perlu kuliah formal. Kamu cukup belajar lewat kursus online dengan harga di bawah Rp100.000.
Dua hal utama untuk sukses switching career:
- Pilih bidang digital yang ingin kamu tekuni
- Belajar skill bidang tersebut
Awalnya aku tidak tahu mau memilih bidang apa. Aku hanya tahu aku tidak betah jadi guru dan ingin pindah ke bidang kreatif yang tidak monoton. Aku mencoba internship sebagai project manager, tapi ternyata itu bukan passion-ku.
Dari pengalaman itu aku mengenal dunia sales dan marketing. Aku mulai apply ke banyak tempat yang membuka lowongan entry level marketing tanpa mensyaratkan pengalaman.
Akhirnya aku diterima sebagai entry employee. Gajinya kecil dan kerjaannya berat, tapi tujuanku bukan gaji—melainkan portfolio dan pengalaman. Dari situ aku menemukan performance marketing, dan setelah dua tahun switching career, akhirnya aku dapat full time remote job.
Tapi kalian tidak harus melalui proses seberat itu. Caranya bisa lebih cepat dan proaktif: langsung belajar skill digital yang kalian inginkan.
Salah satu platform yang bisa dipakai adalah MySkill. Platform ini menurutku paling affordable karena sistem langganan bulanan dan bisa akses semua e-course digital career. Mereka juga menyediakan e-certificate untuk setiap materi yang diselesaikan.
Saran aku: jangan belajar semua materi. Pelajari bagian yang menjelaskan cara kerja spesialisasi digital tertentu, misalnya “cara menjadi digital marketer”. Dari situ kamu dapat insight untuk menentukan bidang yang paling cocok.
2. Pre-work Preparation: Cara Apply Kerja Remote
Aku mendapatkan pekerjaan remote sekarang lewat JobStreet setelah beberapa kali apply di Glints dan LinkedIn. Selain apply via platform, aku juga reach out langsung ke perusahaan lewat email HRD atau media sosial mereka.
Dokumen penting yang harus kamu siapkan:
- CV
- Portfolio
Aku hampir tidak pernah pakai cover letter karena menurutku kurang efektif untuk perusahaan non-formal. CV dan portfolio saja sudah cukup.
Bagaimana jika kamu tidak punya pengalaman kerja?
Apply ke lowongan entry level yang tidak mensyaratkan pengalaman kerja, tapi mensyaratkan skill.
Platform kerja remote:
Platform umum:
- Glints
- JobStreet
Platform khusus remote (biasanya berbayar):
- Lowongan internasional dengan gaji dolar
Walaupun platform khusus memberi kesempatan dolar, saran aku tetap mulai dari platform umum dulu. Lowongan entry level luar negeri cukup sulit jika kamu hanya bermodalkan belajar.
Portfolio itu wajib (bahkan lebih penting daripada pengalaman kerja)
Kalau kamu switching career dari bidang yang tidak relevan, anggap saja kamu tidak punya pengalaman. Artinya modal kamu adalah pengetahuan dan portfolio.
Portfolio bisa berisi:
- dummy project
- project hasil volunteering
Yang penting portfolio tersebut menjelaskan proses problem-solving kamu. Tidak harus desain yang cantik.
Hindari jenis lowongan berikut:
- commission-based job
- gaji besar tapi job kecil (biasanya bonus-based)
Commission-based job tidak punya gaji tetap dan rawan kehilangan pekerjaan kapan saja. Sementara bonus-based job seringnya menawarkan gaji besar tapi target yang tidak masuk akal.
3. Post-work Optimization: Cara Mengoptimalkan Kerja Remote
Kalau kamu sudah diterima kerja remote full time, jangan terlalu cepat puas. Privilege remote worker adalah bisa punya 3–4 part time atau freelance job tanpa burn out.
Maka, jangan berhenti di satu pekerjaan saja.
Perbedaan part time dan freelance:
- Part-time: ada kontrak, durasi fleksibel, bisa dikerjakan kapan pun.
- Freelance: project-based, selesai setelah project berakhir.
Cara mendapatkan part time job:
- Job hunting seperti full time
- Open service di LinkedIn
Di LinkedIn kamu bisa pasang fee, portfolio, dan posting konten tentang hasil kerja. Semakin aktif, semakin besar peluang di-hire.
Cara mendapatkan freelance job:
- Buka jasa di berbagai platform freelance
- Copy cara orang yang sering di-hire
- Pasang harga 50% lebih murah di awal untuk “testing the water”
4. Menghindari Penipuan Kerja Remote
Ada dua jenis penipuan:
- Pre-work fraud — penipuan sebelum diterima kerja
- Post-work fraud — penipuan setelah diterima kerja
1. Pre-work fraud
Contoh: perusahaan meminta fotokopi KTP untuk interview, lalu menghilang. Setelah dicek, perusahaan tersebut ternyata tidak ada. Website kosong, alamat palsu.
Saran: selalu cek profil perusahaan sebelum melamar.
2. Post-work fraud
Contoh: kamu sudah “diterima”, diberi tugas, lalu diminta membayar uang Rp100.000 untuk “aktivasi platform”. Ini jelas penipuan.
Hindari pekerjaan commission base karena peluang penipuannya besar.
Penutup
Semua yang aku sampaikan adalah pengalaman pribadi, jadi sifatnya subjektif. Kamu bisa ambil insight untuk memperluas sudut pandang, tapi tetap gunakan pertimbanganmu sendiri untuk membuat keputusan.
Semoga perjalanan kamu mendapatkan kerja remote dipermudah. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa share ke teman-teman yang sedang berjuang untuk switching career dan mencari remote job!
0 Comments
ruang diskusi: