Ø Diartikan
sebagai daya tahan laba
yang berkaitan erat dengan stabilitas,
prediksi, keragaman, dan tren laba. Analisis penilaian ekuitas berfokus pada
laba dalam
menghitung nilai perusahaan.
Ø Dalam melakukan
analisis ekuitas, laba harus dipisahkan antara elemen yang stabil, normal, dan
terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak berulang.
Ø Sumber informasi ini yaitu:
- Laporan laba rugi
- Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
- Management Discussion and Anaysis
Penyusunan
Ulang Laba dan Komponen Laba
Penyusunan
ulang bertujuan untuk membuat
klasifikasi laba yang
lebih relevan untuk analisis. Contoh dari penyusunan ulang ini adalah menghilangkan pengaruh pajak, memisahkan beban-beban
diskresi, dan menghilangkan efek pajak pada pendapatan anak perusahaan yang
belum terkonsolidasi.
Penyesuaian
Laba dan Komponen Laba
Setelah disusun ulang, laba kemudian disesuaikan
berdasarkan prinsip dan estimasi akuntansi sehingga dapat dibandingkan.
Faktor
Penentu Ketahanan Laba
Setelah
menyusun ulang dan
menyesuaikan laba, selanjutnya analist harus menentukan faktor-faktor
penentu ketahanan laba. Faktor-faktor
yang potensial antara lain:
Ø manajemen laba
Ø keragaman laba
Ø tren laba
Ø insentif kepada manajemen
Tren
dan Ketahanan
Laba
Tren
laba dapat dinilai dengan
metode statistik. Tren laba dapat dijadikan alat untuk mengetahui kinerja perusahaan saat ini dan masa depan. Tren laba juga
dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai kualitas manejemen
karena berkaitan erat dengan manajemen laba.
Majemen
dan Ketahanan
Laba
Manajemen
laba adalah
perlakuaan akuntansi terhadap laba dengan cara melaporkan laba yang tidak
mecerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya namun masih menggunakan prinsip pelaporan
akuntansi yang dapat diterima.
Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:
Ø Perubahan metode atau asumsi akuntansi
Ø Menghapus keuntungan dan
kerugian luar biasa dan tidak biasa
Ø Big bath, mengakui beban periode masa depan pada masa kini jika
kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini melepaskan beban masa depan
dari laba masa depan sehingga pada masa depan kinerja perusahaan akan terlihat
mengalami perbaikan yang signifikan.
Ø Penurunan nilai, misalnya penurunan nilai aset operasi seperti pabrik dan peralatan dan aktiva
tak berwujud seperti goodwill saat hasil operasi sedang buruk·
Ø Penentuan waktu pengakuan pendapatan dan
beban.
Insentif
Manejemen dan
Ketahanan Laba
Analis harus mengetahui bahwa terdapat hubungan yang
erat antara manajemen laba dengan insentif yang diterima oleh manajemen.
Manajemen akan selalu membuat kinerja perusahaan yang tercermin dalam tren laba
terlihat bagus.
Pos
Laba yang Berulang
dan Sementara
Penyusunan
ulang dan penyesuaian laba untuk analisis
ekuitas bergantung pada pemisahaan komponen laba yang stabil dan tetap dengan komponen laba acak yang bersifat sementara. Penilaian ketahanan laba
sangat penting
dalam penentuan kekuatan laba. Peramalan laba juga bergantung pada ketahanan laba.
Analisis
dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan
analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
Ø Menentukan item yang bersifat
sementara, tidak
biasa, bukan pos operasi, atau tidak
berulang.
Ø Menentukan penyesuaian yang
diperlukan untuk evaluasi maupun peramalan laba.
Menentukan
Ketahanan (Sifat Sementara)
Independensi manajemen dalam melaporkan laba perlu
diperhatikan karena adanya insentif. Untuk tujuan ini komponen laba dibagi dalam dua kategori besar: operasi yang tidakberulang dan nonoperasi yang tidak berulang.
1.
Keuntungan dan kerugian aktivitas operasi
yang tidak berulang
Analisis
keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang
terjadi dan pola berulangnya. Biasanya termasuk ke dalam pedapatan operasi.
2.
Keuntungan dan kerugian aktivitas non-operasi yang tidak berulang
Pos
ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi diluar operasi
normal. Dikecualikan dari laba operasi dalam satu tahun dan merupakan bagian
dari kinerja jangka panjang perusahaan.
No comments
ruang diskusi: