Metode Riset Eksperimen: Caution and Experimental Design - Kelas Ekonomika

Post Top Ad

Saturday, March 31, 2018

Metode Riset Eksperimen: Caution and Experimental Design

Tujuan penelitian sains sosial adalah menjelaskan mengapa sesuatu terjadi. Penjelasan yang valid tentang penyebab suatu fenomena sosial tidak mudah dilakukan.


Efek kausal (causal effect) adalah sebuah temuan yang menjelaskan bahwa perubahan dalam satu variabel (variabel independen) dapat menyebabkan perubahan pada variabel lainnya (variabel dependen) dengan asumsi ceteris paribus.

Terdapat lima kriteria yang digunakan untuk menentukan hubungan kasualitas, yaitu:
  1. Keterkaitan empiris (asosiasi), yaitu terdapat korelasi yang dapat diamati antara variabel dependen dengan variabel independen.
  2. Prioritas waktu dari variabel independen (time order), yaitu variasi dalam variabel independen terjadi lebih dahulu daripada variasi dalam variabel dependen. 
  3. Nonspuriousness (tidak palsu), suatu kejadian dari hubungan sebab akibat diantara dua variabel bukan hasil dari pengaruh variabel lainnya.
  4. Identifikasi mekanisme kausal, yaitu mengidentiikasi proses bagaimana keterkaitan diantara variabel dependen dan variabel independen terjadi.
  5. Mengkhususkan konteks (keadaan) dimana efek kausal muncul.

Kriteria 1, 2, dan 3 adalah syarat untuk identifikasi efek kausal, sedangkan bukti-bukti yang mendukung kriteria 4 dan 5 dapat memperkuat penjelasan kausal. 

Untuk mewujudkan tiga kriteria pertama tersebut maka eksperimen adalah hal yang sangat penting karena eksperimen memiliki setidaknya tiga fitur:
  1. Kelompok eksperimental dan kelompok kontrol (untuk menunjukkan kriteria keterkaitan/asosiasi).
  2. Variasi dalam variabel independen dilakukan sebelum menguji perubahan pada variabel dependen (untuk menunjukkan kriteria time order).
  3. Pembagian dua kelompok pembanding atau lebih secara acak (untuk menunjukkan nonspuriousness)

Eksperimen yang benar harus memiliki tiga fitur tersebut. Apabila tidak dapat mewujudkan ketiga fitur itu, eksperimen tetap dapat dilakukan dengan mendesign eksperimen kuasi dimana kelompok subjek perbandingannya ditentukan di awal tanpa sifat random namun harus memenuhi kriteria tertentu.

Ada dua macam design eksperimen kuasi:
  1. Nonequivalent control group design. Kelompok eksperimental dan kelompok pembanding dirancang sebelum treatment dilakukan dan tanpa pemilihan acak. 
  2. Before and after design. Terdapat pretest dan posttest tetapi tidak terdapat kelompok pembanding.


Terdapat satu design ekserimen yang hampir sama dengan nonequivalent control group design tetapi tidak dapat dikatakan sebagai design eksperimen kuasi yaitu ex post facto control group design yang sama-sama menggunakan kelompok kontrol yang tidak bersifat acak namun dirancang setelah fakta terjadi atau treatment dilakukan.

Design eksperimental harus dievaluasi agar mengahasilkan kesimpulan yang valid. Ada tiga jenis validitas:
  1. Internal (kausal)
  2. Eksternal (dapat digeneralisasi): sample generalizability dan cross population generalizability
  3. 3engukuran

Ancaman terhadap validitas internal:
  1. Selection bias, muncul ketika subjek didalam grup memang pada awalnya berbeda.
  2. Mortality, muncul ketika kelompok berubah dari waktu ke waktu atau mengalami pengurangan (deselection)
  3. Instrument decay, muncul ketika instrument atau alat untuk mengukur mengalami keusangan/kerusakan dari waktu ke waktu sehingga hasil pengukurannya menjadi tidak lagi valid.
  4. Testing, muncul ketika pretest berpengaruh terhadap hasil posttest karena subjek dapat belajar dari soal pretest.
  5. Maturation, muncul ketika subjek eksperimen bertumbuh menjadi dewasa sehingga nilai ujinya semakin baik.
  6. Regression, subjek akan menunjukkan nilai posttest yang menuju ke nilai rata-rata.
  7. History, suatu kejadian yang terjadi di luar eksperimen.
  8. Contamination, ketika kelompok pembanding dan kelompok treatment saling mempengaruhi satu sama lain.
  9. Treatment misidentification, ketika subjek eksperimental mendapat perlakuan yang tidak dikehendaki oleh peneliti yang disebabkan oleh expectancies of experiment staff, placebo effect, dan hawthorne effect.
  10. Process analysis, penting dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan implementasi program eksperimen yang tidak tepat.

Bagaimana peneliti melindungi subjek eksperimennya?
  1. Penipuan terhadap subjek. Subjek dibuat sedemikian rupa sehingga mereka akan bereaksi sebagaimana sifat alamiahnya (bukan sebagai subjek penelitian semata).
  2. Distribusi manfaat yang selektif. Seberapa besar kerugian dan manfaat yang akan dialami oleh subjek eksperimen? Apakah etis memberikan treatment yang memiliki potensi manfaat/kerugian kepada orang-orang secara acak? Distribusi manfaat secara acak diperbolehkan apabila peneliti tidak mengetahui apakah suatu treatment bermanfaat atau tidak. Dan juga, jika sumber daya tidak dapat memenuhi untuk memberi manfaat kepada setiap orang yang terpilih, maka distribusi manfaat berdasarkan kesempatan kepada orang yang sama-sama membutuhkan diperbolehkan secara etis.

Pertanyaan:
  1. Apakah setiap eksperimen harus dapat menunjukkan validitas eksternal?
  2. Dalam melakukan eksperimen kuasi, kriteria-kriteria apa yang harus dipenuhi?
  3. Dari dua design  eksperimen kuasi, Nonequivalent control group design dan Before and after design, design mana yang akan memberikan hasil penelitian yang lebih valid?
  4. Apakah treatment yang berpotensi memberikan suatu manfaat atau kerugian kepada subjek eksperimen dapat menyebabkan hilangnya objektivitas?


sumber: Nahartyo, Ertambang. 2013. Desain dan Implementasi Riset Eksperimen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Post Top Ad