Reviu Paper: Experimental Test of Ricardian Equivalence with Distortionary Versus Nondistortionary Taxes - Kelas Ekonomika

Post Top Ad

Saturday, March 31, 2018

Reviu Paper: Experimental Test of Ricardian Equivalence with Distortionary Versus Nondistortionary Taxes



Pendahuluan
  • Pandangan neoklasik seperti Bernheim (1989) dan Seater (1993) berpendapat bahwa defisit pengeluaran akan menaikkan tingkat suku bunga dan mendesak investasi swasta, sehingga beban obligasi pemerintah yang dikeluarkan dalam periode saat ini akan bergeser setidaknya sebagian kepada generasi mendatang.
  • Sebaliknya, pandangan Ricardian yang muncul sebagian besar dari karya Barro (1974) menyatakan bahwa pergeseran beban utang saat ini untuk generasi mendatang tidak akan terjadi. Tahu bahwa hutang akan harus dibayar oleh anak-anak mereka, para pemegang saham altruistik tidak akan menganggap utang pemerintah sebagai kekayaan bersih dan tidak akan meningkatkan konsumsi mereka sebagai respon atas penggunaan utang daripada pajak. Sebaliknya, mereka akan meningkatkan tabungan mereka untuk mengantisipasi kenaikan pajak di masa depan. Dalam pandangan ini, pajak dan utang adalah setara dan disebut dengan “Ricardian Equivalence”.
  • Asumsi-asumsi dalam Ricardian Equivalence ini antara lain: pasar modal sempurna, horison tak terbatas, kepastian pendapatan di masa depan, rumah tangga yang terkait antargenerasi, dan pajak non distorsi. Sehingga agen yang rasional akan menggunakan transfer sukarela antargenerasi untuk mengimbangi beban utang pemerintah yang akan ditanggung oleh generasi mendatang.
  • Masalah dalam Ricardian Equivalence ini dapat diteliti di dalam laboratorium dengan menggunakan metode eksperimental. Keuntungan metode eksperimental adalah dapat dilakukan uji langsung tentang asumsi perilaku dan respon.
  • Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efek dari pajak distorsi pada prediksi standar Ricardian Equivalence. 
Riset Eksperimental Sebelumnya
  • Cadsby dan Frank (1991) adalah orang pertama yang meneliti Ricardian Equivalence di laboratorium. Mereka berasumsi bahwa kesejahteraan anak-anak masuk ke dalam fungsi utilitas orangtua, sehingga utilitas orangtua bergantung pada utilitas keturunannya. Orangtua yang menerima utang pemerintah menciptakan kewajiban bagi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka karena generasi sekarang dan berikutnya harus membayar bunga atas utang atau menghentikan utang. Cadsby dan Frank (1991) juga menemukan bahwa ketika solusi ekuilibrium dari transfer antargenerasi lebih besar dari nol, keputusan individu menunjukkan pola Ricardian, dimana orangtua menabung hampir semua hutangnya. Namun, ketika agen bersifat miopi (misal: keterkaitan antargenerasi melemah), perubahan utang tidak sepenuhnya diimbangi dengan perubahan transfer sesuai dengan pendapat Neoklasik. 
  • Slate (1995) menguji Ricardian Equivalence dibawah ketidakpastian tentang kemungkinan pelunasan. Dengan kerangka dasar yang sama dengan Cadsby dan Frank (1991), mereka mengendurkan asumsi kepastian pendapatan masa depan dengan menetapkan probabilitas jaminan pensiun pemerintah sebesar 20%, 40%, 80%, dan 100%. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika probabilitas pensiun meningkat, transfer antar generasi meningkat seperti prediksi Ricardian Equivalence. Namun, kenaikan konsumsi terjadi ketika probabilitas jaminan pensiun rendah sebagaimana prediksi Neoklasik.
  • Ricciuti dan Di Laurea (2003) membolehkan relaksasi asumsi pasar modal yang sempurna dalam satu perlakuan dan asumsi kepastian tentang pendapatan generasi sekarang dalam perlakuan lainnya. Dalam perlakuan dasar dimana lingkungan ditetapkan untuk mewakili ekonomi Ricardian (misal tidak ada batasan likuiditas, tidak ada ketidakpastian), hasilnya mendukung prediksi Ricardian bahwa individu tersebut menyamakan alokasi konsumsi sepanjang waktu. Namun dalam perlakuan batasan likuiditas, individu tidak lagi menyamakan konsumsi sepanjang waktu, walaupun masih ada sebagian dukungan untuk prediksi Ricardian ini. Dalam perlakuan ketidakpastian, hasilnya tidak memberikan bukti bagi Ricardian Equivalence.

Ketiga studi eksperimental tersebut di atas berfokus pada relaksasi asumsi Ricardian Equivalence tentang pasar modal, ramalan sempurna, dan kepastian pendapatan masa depan. Namun, tidak ada studi yang meneliti efek dari pajak distorsi tentang prevalensi dari Ricardian Equivalence. Rancangan eksperimental yang dilakukan ini membandingkan dampak dari tabungan dan konsumsi pada perlakuan dasar dengan pajak non-distorsi versus dampak dari pajak distorsi dengan menggunakan pengaturan standar overlapping generasi yang mana utilitas dari generasi masa depan masuk ke utilitas generasi saat ini.

Desain Penelitian dan Hipotesis

1. Desain Penelitian
  • Penelitian ini menggunakan model fungsi utilitas antargenerasi seperti yang telah digunakan oleh Cadsby dan Frank (1991), Slate et al. (1995), dan Ricciuti dan Di Laurea (2003). Penelitian ini menggunakan dua grup subjek: generasi tua dan generasi muda. Fungsi utilitas generasi tua dipengaruhi oleh utilitas generasi muda.
  • Penelitian ini terdiri dari dua macam treatment: Baseline Treatment dan Savings Tax Treatment. Baseline treatment akan mencoba membuktikan kebenaran teori Ricardian Equivalence. Saving tax treatment akan membuktikan bahwa Ricardian Equivalence tidak dapat tercapai jika terdapat distortionary tax. Urutan percobaan antara kedua treatment tersebut diubah-ubah untuk menghindari efek yang mungkin terjadi akibat faktor urutan percobaan.
  • Baseline treatment terdiri dari 12 rounds, sedangkan saving tax treatment terdiri dari 18 rounds. Nilai paremeter penelitian diubah setiap 6 rounds. Setiap round terdiri dari 3 periode. Generasi tua bermain (hidup) pada periode 1 dan periode 2, sedangkan generasi muda bermain (hidup) pada periode 2 dan periode 3. Pada awal periode 1, komputer akan menyajikan informasi pribadi dengan nilai parameter yang berbeda. Pada akhir periode 3, komputer akan menunjukkan skor, kemudian round yang baru dimulai lagi. Tidak ada hubungan antara round yang satu dengan round yang lainnya.
  • Setiap sesi (treatment) terdapat 6 kali round latihan agar subjek penelitian dapat memahami instruksi yang diberikan. Subjek boleh mengajukan pertanyaan hingga benar-benar paham. Setelah itu, percobaan dapat dimulai.
  • Subjek penelitian dibagi menjadi 2 grup: grup A dan grup B. Grup A adalah grup yang berperan sebagai generasi tua (giver), sedangkan grup B berperan sebagai generasi muda (receiver). Secara acak, subjek pada grup A dipasangkan dengan subjek pada grup B dan diacak kembali setiap round sehingga subjek pada grup A tidak akan memilik pasangan subjek pada grup B yang sama dua kali berturut-turut dan tidak akan memiliki padangan yang sama lebih dari dua kali.
  •  Percobaan ini menggunakan mata uang dengan nama “frank” yang pada akhir percobaan akan dikonversi menjadi U.S. dollars. Untuk grup A, 1 frank = 0,0005 U.S dollar. Untuk grup B, 1 frank = 0,00000025 U.S. dollar.
GIVER
Pada periode 1, giver menerima pendapatan sebesar ?G1 yang kemudian akan digunakan untuk konsumsi sebesar CG1 dan ditabung sisanya sebesar SG1. Tabungan periode 1 sebesar SG1 akan dibawa ke periode 2. Pada periode 2 giver juga akan mendapatkan loan sebesar ?G2, mengkonsumsi sebesar CG2 dan menabung sebesar SG2. Pada periode 3, giver tidak bermain (asumsi meninggal). Loan yang diterima oleh giver pada periode 2 tersebut harus dilunasi oleh generasi berikutnya (receiver) pada awal periode 3. Sisa tabungan giver periode 2 juga akan diwariskan kepada receiver pada awal periode 3.

RECEIVER
Receiver mulai bermain pada periode 2. Pada awal periode 2, receiver menerima pendapatan sebesar ?R2 yang akan digunakan untuk konsumsi sebesar CR2 dan sisanya ditabung sebesar SR2. Pada periode 3, receiver menerima warisan dari giver sebesar tabungan giver pada periode 2. Namun, loan yang diterima giver pada periode 2 juga harus dibayar oleh receiver pada periode 3. Receiver akan mengabiskan sisal alokasi dana yang tersedia pada periode 3 untuk dikonsumsi.

Percobaan ini dibatasi oleh tidak adanya negativitas dari perilaku mengkonsumsi ataupun menabung dengan asumsi tingkat suku bunga dan tingkat diskonto sebesar nol persen. Model persamaan utilitas yang digunakan adalah persamaan utilitas perkalian sederhana yang telah digunakan oleh Cadsby dan Frank (1991), Slate et al. (1995), dan Ricciuti dan Di Laurea (2003) dengan menambahkan faktor skala sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

UG = CG1 x CG2 x CR2 x CR3
UR = CR2 x CR3

UG : Utilitas giver
UR : Utilitas receiver

2. Hipotesis

Fungsi objektif receiver yang rasional dan mampu merencanakan masa depan adalah sebagai berikut:

dimana akan bernilai maksimal jika CR2>0 dan CR3>0. Karena LSR2 adalah fungsi dari tabungan SR2, maka untuk mendapatkan nilai  KSR2 yang maksimal, turunan pertama LSR2 terhadap SR2 harus bernilai nol sehingga dapat diperoleh fungsi reaksi tabungan receiver sebagai berikut:

Sehingga giver akan dapat membentuk persamaan fungsi objektif giver sebagai berikut:

yang akan bernilai maksimal jika CG1>0, CG2>0, CR2>0 dan CR3>0. Dengan melakukan diferensiasi dan substitusi, diperoleh fungsi tabungan giver sebagai berikut:

Sehingga alokasi konsumsi dapat ditentukan:
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa penerbitan utang pemerintah tidak akan mengubah  besarnya konsumsi. Alih-alih meningkatkan konsumsi, pemegang utang akan meningkatkan tabungan yang kelak akan diwariskan kepada generasi berikutknya. 
Fungsi utilitas receiver, 
Fungsi utilitas giver, 
Dapat juga diketahui bahwa efek dari defisit belanja terhadap harta warisan giver adalah ??S?
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam defisit belanja akan menyebabkan perubahan besarnya warisan dengan perbandingan 1:1.

Namun, apabila tabungan dikenai pajak sebesar t, fungsi objektif receiver akan berubah menjadi:

Dan fungsi reaksi receiver akan berubah menjadi:

Sehingga dengan adanya pajak pada tabungan (pajak distorsi), reveiver tidak lagi mengkonsumsi jumlah yang sama antar periode. Receiver akan menurunkan konsumsinya dari periode 2 ke periode 3 dengan tingkat penurunan sebesar (1-t).

Sedangkan fungsi objektif giver adalah:
dan fungsi tabungan giver adalah:
Fungsi alokasi konsumsi giver menjadi:



Dan fungsi konsumsi receiver menjadi:

Akibat dari perubahan pajak distorsi terhadap tabungan giver periode 2 adalah ambigu.
yang akan lebih besar dari nol jika WG1>WG2 (1-t)^(-2), akan lebih kecil dari nol jika ?_G1<?_G2 (1-t)^(-2), dan akan sama dengan nol jika WG1=WG2 (1-t)^(-2).

Namun jika WG1=WG2 , maka peningkatan tarif pajak akan meningkatkan tabungan giver periode 2. Walau bahkan ketika WG1>WG2, ada tarif pajak yang cukup tinggi sehingga peningkatan tarif pajak akan membuat pendapatan giver pada periode 2 relatif lebih tinggi daripada pendapatan giver pada periode 1, maka tabungan giver pada periode 2 juga akan meningkat.

Menurut Ricardian Equivalence, dengan pajak yang tidak terdistorsi, generasi tua akan mewariskan semua utang (loan) yang diterimanya kepada generasi muda dan jumlah konsumsi akan tetap sama antar generasi antar periode. Namun, dalam hal terdapat pajak yang terdistorsi, Ricardian Equivalance tidak berlaku. Konsumsi giver akan berkurang dan tidak ada kesetaraan antara jumlah utang dan jumlah yang akan diwariskan.

Berikut adalah tabel parameter dan prediksi secara teoritis.

Tabel 1. Baselaine Tratment: Experimental Parameters and Theoritical Predictions

Round
Parameter
Prediksi
ωG1
ωG2
ωR2
CG1= CG2= CR2= CR3
SG1
SG2
SR2
1-6
100
50
100
50
50
50
50
7-12
100
100
100
50
50
100
50

Tabel 2. Savings tax Treatment: Experimental Parameters and Theoritical Predictions

Round
Parameter
Prediksi
ωG1
ωG2
ωR2
t
CG1
CG2= CR2
CR3
SG1
SG2
SR2
SG1 (1-t)
SG2 (1-t)
SR2 (1-t)
1-6
100
50
100
0,25
52,78
39,58
29,69
47,22
45,83
60,48
35,42
34,38
45,36
7-12
100
100
100
0,25
47,22
35,42
26,56
52,78
104,17
64,58
39,58
78,13
48,44
13-18
100
100
100
0,50
25,00
12,50
6,25
75,00
125,00
87,50
37,50
62,50
43,75

Hasil Penelitian
  • Pada baseline treatment, hipotesis nol bahwa ??S?_G2/????_G2 =1 tidak dapat ditolak (? = 5%).
  • Pada saving treatment, hipotesis nol bahwa ??S?_G2/????_G2 =1 ditolak (? = 5%).
  • Pada baseline treatment, rata-rata jumlah warisan yang diteliti menunjukkan hasil yang sangat mendekati nilai prediksi.
  • Pada saving tax treatment, rata-rata jumlah warisan meningkat ketika jumlah utang (loan) meningkat dan menurun ketika tarif pajak meningkat. Hasil ini sesuai dengan nilai prediksi.
  • Pada baseline treatment, hipotesis nol bahwa terdapat persamaan jumlah konsusmsi antar periode tidak dapat ditolak.
  • Pada saving tax treatment, hipotesis nol bahwa terdapat persamaan jumlah konsusmsi antar periode ditolak.
Tabel 3. Experimental Result: Average Consumption and Saving/Bequest of Givers and Receivers
Treatment

Treatment
Round
Parameters
Average Consumption for Periods 1 and 2
Average Savings/Bequests for Periods 1 and 2
ωG1
ωG2
ωR2
t
CG1
CG2
CR2
CR3
SG1
SG1(1-t)
SG2
SG2(1-t)
SR2
SR2(1-t)
Baseline
6
100
50
100
0
49,25
44,81
50,63
55,94
50,75
50,75
55,94
55,94
49,38
49,38
Baseline
12
100
100
100
0
49,69
47,44
48,31
56,13
50,31
50,31
102,88
102,88
51,69
51,69
Distortionary Tax
6
100
50
100
0,25
37,38
34,69
48,41
35,58
62,63
46,97
46,71
46,71
51,60
38,70
Distortionary Tax
12
100
100
100
0,25
36,63
37,16
42,86
26,38
63,37
47,53
82,78
82,78
57,15
42,86
Distortionary Tax
18
100
100
100
0,50
33,22
25,00
33,16
7,82
66,78
33,39
54,19
54,19
80,12
40,46

Kesimpulan



Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan adanya pajak non-distorsi, subjek berperilaku sesuai dengan prediksi Ricardian Equivalence dimana ada persamaan di konsumsi dalam situasi antargenerasi, dan peningkatan utang pada satu generasi akan menyebabkan peningkatan warisan kepada generasi masa depan dengan jumlah yang sama. Namun, dengan adanya pajak yang mendistorsi, konsumsi tidak akan sama sepanjang periode, dan prediksi Ricardian Equivalence diantara perubahan warisan dan utang tidak tercapai. Jadi, ketika pandangan Ricardian berlaku dengan ketidakhadiran pajak distorsi, keberadaan pajak distorsi pada percobaan labobratorium menunjukkan perilaku yang lebih konsisten kepada pandangan Neoklasik tentang utang.


No comments:

Post a Comment

ruang diskusi:

Post Top Ad