Ketika belajar ekonomi, istilah eksternalitas dan barang publik merupkan istilah yang sering digunakan. Terdapat pembahasan khusus mengenai eksternalitas dan barang publik ini di mata kuliah mikro ekonomi. Untuk para mahasiswa jurusan ekonomi, hukumnya wajib untuk mengerti konsep mengenai kedua istilah ini lebih dalam. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai kedua isilah tersebut.
Definisi Eksternalitas
Eksternalitas adalah dampak dari aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak lainnya yang dampak tersebut tidak terakomodasi dalam suatu sistem harga. Eksternalitas dapat terjadi pada pihak yang manapun. Jika suatu pihak merasa diuntungkan akibat dari aktivitas pihak lain, berarti pihak tersebut mendapatkan eksternalitas positif. Sebailknya, jika suatu pihak merasa dirugikan oleh aktivitas pihak lain, berarti pihak tersebut mendapatkan eksternalitas negatif.
Meminjam contoh kasus yang dikemukakan oleh Nicholson dalam Buku Intermediate Microeconomics anda Its Application, bayangkan terdapat dua perusahaan. Perusahaan A memproduksi kacamata, sedangkan perusahaan B memproduksi arang. Produksi arang dikatakan menyebabkan dampak eksternal pada produksi kacamata ketika banyaknya produksi kacamata dipengaruhi oleh banyaknya produksi arang.
Anggap saja letak pabrik arang berdekatan dengan perusahaan kacamata yang jika terjadi angin, udara di sekitar pabrik kacamata akan menjadi kotor oleh debu arang. Udara yang kotor ini akan mengakibatkan tukang gerinda kacamata di perusahaa kacamata akan kesulitan dalam mengerinda kaca yang presisi. Akibatnya, kacamata dengan presisi yang baik akan sulit untuk diproduksi. Pada akhirnya, produksi kacamata akan berkurang. Dalam contoh kasus ini terlihat bahwa produksi kacamata dipengaruhi oleh produksi arang dengan arah hubungan negatif. Semakin banyak arang diproduksi, semakin sedikit kacamata yang diproduksi.
Contoh lainnya adalah hubungan antara perusahaan madu dan perusahaan perkebunan apel. Lebah madu mendapatkan makanannya dari bunga apel, sedangkan tanaman apel akan dibantu oleh lebah madu dalam penyerbukan. Menyalakan radio atau musik yang terlalu keras di sekitar orang lain juga akan menyebabkan eksternalitas. Perokok aktif juga akan berdampak kepada perokok pasif. Dan masih banya[k contoh yang lainnya.
Pada intinya, eksternalitas terjadi karena ada dua pihak yang terlibat.
Eksternalitas, Efisiensi Pasar, dan Social Cost
Keberadaan eksterlitas akan menyebabkan terjadinya inefisiensi dalam pasar. Mengapa bisa terjadi inefisiensi? Inefisiensi pasar itu apa? Inefisiensi pasar terjadi ketika sumber daya atau faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang/jasa tidak digunakan secara optimal, atau dengan kata lain, barang/jasa yang optimal tidak dapat diproduksi dengan sumber daya atau faktor produksi yang seharusnya bisa untuk memproduksi barang/jasa yang optimal. Misalnya, perusahaan kacamata tersebut pada contoh di atas terlalu banyak menggunakan waktu tukang gerinda untuk membuat kacamata yang presisi. Padahal seharusnya, jika tidak ada polusi udara karena pabrik arang, waktu yang digunakan oleh tukang gerinda dapat menjadi lebih sedikit. Di sisi lain, pabrik arang tidak memberikan kompensasi ekonomi kepada perusahaan kacamata. Perusahaan kacamata menanggung sendirian biaya yang timbul akibat polusi yang disebabkan oleh pabrik arang. Disisi lain, pabrik arang menikmati aktivitas memproduksi arang tanpa dikenakan biaya untuk mengganti kerugian yang diderita oleh perusahaan kacamata.
Jika dilihat lebih luas, sebenarnya, yang menanggung dampak negatif atas polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik arang bukanlah perusahaan kacamata saja, tetapi juga seluruh masyarakat di sekitar lokasi pabrik arang. Agar terjadi efisiensi pasar, pabrik arang harus memberikan kompensasi kepada masyarakat di sekitarnya. Kompensasi tersebut dapat dibebankan kepada biaya produksi. Biaya produksi yang telah mengakomodasi biaya kompensasi dari eksternalitas yang ditimbulkan disebut dengan Social Cost.
Analisis Grafik
Kurva di atas adalah kurva marginal cost untuk pabrik arang. Marginal cost adalah tambahan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tambahan satu unit barang/jasa. Jika dianalisis dengan menggunakan kurva marginal cost dapat dilihat dengan jelas perbedaan output yang dapat diproduksi oleh perusahaan pada saat sebelum dan setelah memperhitungkan biaya sosial. Kurva marginal cost pada saat perusahaan belum memperhitungkan biaya sosial digambarkan dengan kurva MC, sedangkan setelah memperhitungkan biaya sosial digambarkan dengan kurva MCS. Besarnya biaya sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi tambahan satu unit barang pada output sebanyak q* ditunjukkan dengan jarak antara titik B dan titik E. Atau dengan kata lain, dengan harga P*, pabrik arang seharusnya hanya bisa menghasilkan output sebanyak q' jika perusahaan arang tersebut dibebani biaya sosial.
Property Rights
Lain halnya jika misalnya terdapat hak tunggal untuk menggunakan udara yang dimiliki oleh salah satu perusahaan (Property Rights). Perusahaan yang memegang Property Rights memiliki hak legal untuk memiliki dan memperjualbelikannya. Anggap misalnya, salah satu perusahaan di atas memiliki property rights atas udara dan tidak ada biaya tawar menawar yang dikeluarkan (costless bargaining). Baik dimiliki oleh perusahaan kacamata maupun perusahaan arang, kurva marginal cost akan bergeser dari MC menjadi MCS karena terdapat biaya yang dikeluarkan akibat property rights tersebut dan output yang dapat dihasilkan akan berubah dari q* menjadi q'.
Pada intinya, eksternalitas terjadi karena ada dua pihak yang terlibat.
Eksternalitas, Efisiensi Pasar, dan Social Cost
Keberadaan eksterlitas akan menyebabkan terjadinya inefisiensi dalam pasar. Mengapa bisa terjadi inefisiensi? Inefisiensi pasar itu apa? Inefisiensi pasar terjadi ketika sumber daya atau faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang/jasa tidak digunakan secara optimal, atau dengan kata lain, barang/jasa yang optimal tidak dapat diproduksi dengan sumber daya atau faktor produksi yang seharusnya bisa untuk memproduksi barang/jasa yang optimal. Misalnya, perusahaan kacamata tersebut pada contoh di atas terlalu banyak menggunakan waktu tukang gerinda untuk membuat kacamata yang presisi. Padahal seharusnya, jika tidak ada polusi udara karena pabrik arang, waktu yang digunakan oleh tukang gerinda dapat menjadi lebih sedikit. Di sisi lain, pabrik arang tidak memberikan kompensasi ekonomi kepada perusahaan kacamata. Perusahaan kacamata menanggung sendirian biaya yang timbul akibat polusi yang disebabkan oleh pabrik arang. Disisi lain, pabrik arang menikmati aktivitas memproduksi arang tanpa dikenakan biaya untuk mengganti kerugian yang diderita oleh perusahaan kacamata.
Jika dilihat lebih luas, sebenarnya, yang menanggung dampak negatif atas polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik arang bukanlah perusahaan kacamata saja, tetapi juga seluruh masyarakat di sekitar lokasi pabrik arang. Agar terjadi efisiensi pasar, pabrik arang harus memberikan kompensasi kepada masyarakat di sekitarnya. Kompensasi tersebut dapat dibebankan kepada biaya produksi. Biaya produksi yang telah mengakomodasi biaya kompensasi dari eksternalitas yang ditimbulkan disebut dengan Social Cost.
Analisis Grafik
Kurva di atas adalah kurva marginal cost untuk pabrik arang. Marginal cost adalah tambahan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tambahan satu unit barang/jasa. Jika dianalisis dengan menggunakan kurva marginal cost dapat dilihat dengan jelas perbedaan output yang dapat diproduksi oleh perusahaan pada saat sebelum dan setelah memperhitungkan biaya sosial. Kurva marginal cost pada saat perusahaan belum memperhitungkan biaya sosial digambarkan dengan kurva MC, sedangkan setelah memperhitungkan biaya sosial digambarkan dengan kurva MCS. Besarnya biaya sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi tambahan satu unit barang pada output sebanyak q* ditunjukkan dengan jarak antara titik B dan titik E. Atau dengan kata lain, dengan harga P*, pabrik arang seharusnya hanya bisa menghasilkan output sebanyak q' jika perusahaan arang tersebut dibebani biaya sosial.
Property Rights
Lain halnya jika misalnya terdapat hak tunggal untuk menggunakan udara yang dimiliki oleh salah satu perusahaan (Property Rights). Perusahaan yang memegang Property Rights memiliki hak legal untuk memiliki dan memperjualbelikannya. Anggap misalnya, salah satu perusahaan di atas memiliki property rights atas udara dan tidak ada biaya tawar menawar yang dikeluarkan (costless bargaining). Baik dimiliki oleh perusahaan kacamata maupun perusahaan arang, kurva marginal cost akan bergeser dari MC menjadi MCS karena terdapat biaya yang dikeluarkan akibat property rights tersebut dan output yang dapat dihasilkan akan berubah dari q* menjadi q'.
- Jika udara dimiliki oleh perusahaan yang menyebabkan terjadinya polusi (perusahaan arang), perusahaan arang harus memasukkan biaya kepemilikan hak atas udara ini ke dalam total cost mereka. Biaya polusi dapat dihitung dari berapa masyarakat bersedia membayar ((willing to pay)) untuk mendapatkan udara yang bersih. Sedangkan, bagi perusahaan kacamata, dapat dilihat dari kesediaan membayar (willingness to pay) udara yang bersih adalah sama dengan besarnya biaya eksternal yang dikeluarkan saat terjadi polusi oleh perusahaan arang. Selanjutnya marginal cost dari perusahaan arang akan bergeser menjadi MCS dan akan mengurangi produksinya menjadi q'. Pengurangan produksi tersebut otomatis akan mengurani besarnya pendapatan juga, dari PEq*0 menjadi PAq'0 (atau dengan kata lain berkurang sebesar AEq*q').