Dalam melakukan analisis kredit, analist membagi fokus pada tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Likuiditas adalah kemampuan dalam mengkonversi aset menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas untuk melunasi utang-utang jangka pendek. Biasanya, working capital sering digunakan untuk mengukur likuiditas. Modal kerja adalah selisih aset lancar dan utang lancar.
Aset Lancar dan Utang Lancar
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk dapat direalisasikan menjadi kas atau dapat dijual atau digunakan dalam satu tahun atau dalam satu siklus aktivitas normal perusahaan. Utang lancar adalah utang atau kewajiban yang diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun.
Perjanjian pinjaman biasanya mengandung ketentuan persyaratan modal kerja minimum. Modal kerja akan lebih relevan ketika dikaitkan dengan variabel keuangan lainnya seperti penjualan dan total aset. Karena, belum tentu ketika perusahaan memiliki jumlah modal kerja yang sama akan memiliki proporsi aset terhadap utang yang sama pula.
Mengukur Likuiditas Melalui Rasio Lancar
Rasio lancar adalah perbandingan aset lancar terhadap utang lancar.
Adapun relevansi dari rasio lancar adalah:
- Keterjaminan untang lancar. Semakin besar nilai rasio lancar, semakin besar tingkat garansi bahwa utang lancar akan dapat dibayar.
- Peyangga kerugian. Semakin besar penyangga, semakin kecil risiko terjadi kerugian.
- Cadangan dana lancar. Cadangan kas sangat penting bagi perusahaan ketika terjadi ketidakpastian dalam perekonomian, seperti pemogokan kerja karyawan.
Keterbatasan Rasio Lancar
Rasio lancar tidak dapat digunakan untuk mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan keluar di masa depan. Rasio lancar juga tidak dapat digunakan untuk mengukur kecukupan arus kas masuk terhadap arus kas keluar di masa depan.
Rasio Lancar dalam Analisis
Berikut adalah tiga kesimpulan yang dapat diambil dari rasio lancar:
- Sebagian besar likuiditas bergantung pada arus kas prospektif dan sebagian kecil bergantung pada tingkat kas dan setara kas.
- Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dengan pola arus kas di masa depan.
- Kebijakan manajemen terkait piutang dan persediaan ditujukan utamanya untuk penggunaan aset secara efisien dan lebih menguntungkan, sedangkan likuiditas adalah tujuan kedua.
Lalu mengapa rasio lancar masih digunakan secara luas? Karena rasio lancar mudah untuk dipahami, perhitungannya sederhana, dan datanya tersedia.
Lalu bagaimana apabila terjadi kemacetan arus kas masuk? Apakah aset lancar dapat menutup utang lancar? Kasus semacam ini membutuhkan analisis lanjutan lebih dari sekedar menilai likuiditas. Ada dua faktor lain yang relevan:
- Analis harus memperhatikan proyeksi arus kas masuk dan lapran keuangan proforma
- Analis harus memperhatikan bahwa bukan hanya perihal likuiditas saja yang berkaitan dengan analisis aset lancar, namun perlu diperhatikan juga terdapat penyusutan nilai dalam proses konversi aset lancar menjadi kas.
Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis keuangan dengan menggunakan rasio lancar, analist harus memperhatikan elemen berikut ini agar rasio lancar dapat digunakan sebagai dasar analisi:
- Kualitas aset lancar dan utang lancar
- Tingkat perputaran aset lancar dan utang lancar
Perubahan atau tren rasio lancar dari waktu ke waktu harus diinterpretasikan berdasarkan penyebabnya. Perubahan rasio tidak serta merta merupakan perubahan dalam hal likuiditas atau kinerja aktivitas operasi.
Manajemen Rasio
Pada akhir periode, manajemen dapat melakukan usaha untuk membuat rasio lancarnya terlihat menarik (meningkat) dengan cara berusaha lebih keras dalam menagih piutang usaha, membayar utang usaha, dan tidak melakukan pembelian persediaan.
Rule of Thumb
Pendapat umum yang sering digunakan dalam mengaplikasikan rasio lancar adalah bahwa rasio lancar harus lebih dari 2:1. Artinya, setiap 2 aset lancar dapat menjamin satu utang lancar. Namun, rasio lancar yang melebih 2:1 juga dapat mengindikasikan terjadinya ketidakefisienan dalam menggunakan aset dan mengurangi tingkat pengembalian. Alasan mengapa rasio lancar dengan rule of thumb seperti itu meragukan adalah karena:
- Kualitas aset alancar dan kompnen utang lancar adalah lebih penting dalam mengevaluasi rasio lancar.
- Modal kerja mensyaratkan kondisi industri dan lamanya siklus penjualan bersih perusahaan.
Analisis siklus penjualan bersih menghitung berapa lama penjualan perusahaan secara kredit, berapa lama persediaan tersedia untuk dijual, dan berapa lama pembelian kredit diterima dari pemasok. Semakin besar siklus penjualan bersih, semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas operasi.
(Referensi Utama: K. R Subramayam, Edisi 11)