Abstrak
Di era kekinian, dengan
berbagai fasilitas yang disediakannya, smartphone telah menjadi sebuah
kebutuhan utama di berbagai kalangan masyarakat. Tidak hanya orang dewasa,
anak-anak juga dapat dengan mudah terjangkau oleh akses terhadap smartphone. Tidak
diragukan bahwa keberadaan smartphone dapat mempermudah berbagai macam
pekerjaan manusia. Namun, disamping besarnya manfaat yang diberikan, terdapat
pula beberapa kerugian yang sering dikhawatirkan oleh para orang tua. Penelitian
ini bermaksud untuk menjawab kekhawatiran para orang tua terhadap akibat yang
akan ditimbulkan oleh pemilikan smartphone pada anak-anak. Dengan menggunakan
data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2014, penelitian ini mencoba untuk
mengetahui dampak pemilikan smartphone terhadap prestasi akademik anak. Metode
yang digunakan adalah metode Propensity Score Matching (PSM). Hasil penelitian
memberikan bukti bahwa pemilikan smartphone berdampak signifikan dan positif
terhadap prestasi akademik anak SD untuk mata pelajaran Matematika yaitu
sebesar 0,4 poin tetapi tidak signifikan terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Dengan bukti statistik
yang disediakan oleh penelitian ini, para orang tua tidak perlu khawatir
berlebihan terhadap pemilikan smartphone pada anak-anak. Akan tetapi, orang tua
harus tetap bijak dalam memberikan fasilitas smartphone dan membimbing
anak-anaknya dalam menggunakan smartphone pada arah penggunaan yang positif.
Penelitian ini terbatas
pada ketersediaan data variabel karakteristik grup treatment dan grup kontrol
pada IFLS 2014. Diharapkan, penelitan selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan
sumber data yang lebih komprehensif.
Keywords: dampak smartphone, propensity score
matching, IFLS.
Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri, teknologi yang
dikembangkan oleh manusia dari tahun ke tahun membawa dampak yang signifikan pada
berbagai sisi kehidupan manusia. Teknologi menawarkan kemudahan, kecepatan, dan
efisiensi pekerjaan lengkap dengan tantangan-tantangannya. Secara garis besar,
perkembangan teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa era yaitu
era akuntansi tahun 1950, era operasional tahun 1960, era informasi tahun 1970,
era jejaring tahun 1980, dan era jejaring global tahun 1990 (Jogiyanto, 2008).
Mesin ketik IBM yang diperkenalkan pertamakali pada tahun 1964 menjadi awal
dari perkembangan aplikasi pengolah kata hingga pada akhirnya sekarang telah
muncul berbagai macam aplikasi pengolah informasi yang jauh lebih canggih.
Seolah tidak akan pernah berakhir, perkembangan teknologi informasi masih akan
terus berlanjut dari tahun ke tahun.
Di era kekinian, smartphone, sebagai salah satu wujud nyata pesatnya perkembangan
teknologi informasi dengan berbagai fasilitas yang disediakannya (internet dan
multimedia), telah menjadi sebuah kebutuhan utama di berbagai kalangan
masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat dengan mudah
terjangkau oleh akses terhadap smartphone.
Tidak diragukan bahwa keberadaan smartphone
dapat mempermudah berbagai macam pekerjaan manusia. Namun, disamping
besarnya manfaat yang diberikan, terdapat pula beberapa kerugian yang harus
diwaspadai. Penggunaan smartphone pada
anak-anak dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitas belajar anak-anak dan
kemudian dapat memperburuk prestasi belajarnya (Saha, 2017) . Di samping efek
positif berupa kemudahan akses informasi akademik, terdapat juga efek negatif
dari penggunaan smartphone pada
anak-anak akibat terlalu sering menggunakan media sosial dan bermain online games yang pengaruhnya tidak
hanya kepada penggunanya tetapi juga kepada teman-teman sekitarnya (Gowthami, 2016) . Penelitian lain
mengungkapkan bahwa pengalaman penggunaan smartphone tidak memberikan
dampak yang besar terhadap kecerdasan emosional anak-anak (Kim, 2015). Selain
itu, studi yang dilakukan oleh Common
Sense Media (2010) menunjukkan bahwa siswa di North Carolina yang terbiasa
menggunakan smartphone memiliki nilai
ujian aljabar 25% lebih tinggi daripada siswa yang tidak terbiasa menggunakan smartphone, sedangkan anak-anak di
Inggris menunjukkan peningkatan kemampuan mengeja.
Dengan
data dan metode yang berbeda, penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui
dampak pemilikan smartphone pada
anak-anak terhadap prestasi belajarnya di sekolah. Pertanyaan penelitiannya
adalah apakah terdapat perbedaan pencapaian prestasi akademik antara siswa yang
memiliki smartphone dengan siswa yang
tidak memiliki smartphone. Jika ada,
berapakah besarnya dampak dari pemilikan smartphone
terhadap prestasi akademik anak-anak? Selanjutnya, peneliti berharap hasil
penelitian ini memberikan manfaat kepada para orang tua sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan fasilitas smartphone
kepada anak-anak dan membimbingnya ke arah penggunaan yang positif. Karena
menggunakan metode yang berbeda dan data yang relatif baru, penelitian juga ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur bagi penelitian
selanjutnya.
Peneliti menggunakan data survei individual
yang tersedia dalam Indonesian Family
Life Survey (IFLS) tahun 2014. Peneliti memilih siswa Sekolah Dasar sebagai
objek penelitian karena peneliti berkeyakinan bahwa pada siswa umur tersebut
penggunaan atau pemilikan smartphone masih
harus disertai dengan bimbingan orang tua. Dengan kata lain, siswa sekolah
dasar belum begitu perlu menggunakan smartphone
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penggunaan smartphone pada anak-anak usia sekolah dasar cenderung ke arah
penggunaan yang bersifat adiktif, misalnya bermain game baik online maupun offline. Dugaan peneliti ini diperkuat oleh
pendapat seorang ahli anestesi (anesthesiologist)
Tim Farnaum (dimuat dalam The Washington
Post pada tanggal 19 Juni 2107) yang menyatakan bahwa jika anak terlalu
sering menggunakan smartphone maka
perkembangan otaknya akan menurun, kemampuan bersosialisasi akan terhambat, dan
ketergantungan selayaknya pecandu narkoba dan alkohol akan terjadi. Seperti
diberitakan di media tersebut, Farnaum membentuk organisasi nirlaba Parents Against Underage Smartphones
(PAUS) pada Bulan Februari 2017 dan telah membuat petisi untuk menggalang
dukungan guna melarang peggunaan smartphone
pada anak-anak.
Penelitian
ini menggunakan metode Propensity Score
Matching (PSM) untuk mengestimasi dampak treatment pemilikian smartphone
terhadap prestasi akademik anak-anak. Temuan utamanya adalah pemilikan
smartphone berdampak signifikan dan positif terhadap prestasi akademik anak SD
untuk mata pelajaran Matematika yaitu sebesar 0,4 poin tetapi tidak signifikan
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Sistematika penulisan peneliti sajikan dalam
tujuh bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keunikan
penelitian. Bagian kedua mendiskusikan literatur atau penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan topik penelitian ini. Bagian ketiga berisi deskripsi data IFLS
2014. Bagian kempat menjelaskan tentang metodologi penelitan yang digunakan.
Bagian kelima mendiskusikan hasil peneitian dan analisisnya. Bagian terakhir
adalah kesimpulan dan rekomendasi.
Berdasarkan laporan survei yang dilakukan oleh Global System for Mobile Communications
Association (GSMA) pada tahun 2014 terhadap penggunaan telepon seluler pada
anak-anak usia 9-16 tahun di negara Eropa (Belgia, Denmark, Irlandia, Italia,
Portugal, Rumania, dan Ingris) dan Jepang, diketahui bahwa:
- Rata-rata sebanyak 69% anak-anak pada setiap negara yang disurvei menggunakan telepon seluler.
- Anak-anak pertama kali menggunakan telepon seluler paling banyak pada umur 10 dan 12 tahun.
- Dua dari tiga anak-anak pengguna telepon seluler memiliki smartphone sendiri.
- Sebanyak 71% anak-anak pengguna telepon seluler melakukan akses terhadap internet, sedangkan pada anak-anak yang memiliki smartphone, jumlahnya meningkat menjadi 95%.
- Penggunaan internet yang paling sering dilakukan adalah untuk menonton video (88%) dan untuk belajar (77%).
- Sebanyak 88% anak-anak yang memiliki akses terhadap internet memiliki akun media sosial.
- Sebanyak 10% anak-anak penguna telepon seluler melupakan waktu untuk makan dan tidur.
- Sebanyak 38% anak-anak yang memiliki smartphones merasa cemas jika mereka tidak terkoneksi dengan internet.
- Sebanyak 22% anak-anak pengguna telepon seluler memiliki waktu yang lebih sedikit untuk keluarga, teman, atau tugas sekolah karena internet.
Penelitian tentang dampak pemilikan smartphone pada
anak-anak di Indonesia belum banyak dilakukan. Namun, penelitian tentang dampak
penggunaan smartphone telah banyak dilakukan. Beberapa penelitan tentang
dampak penggunaan smartphone dapat dilihat pada Tabel 1.
Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data individual yang
terdapat pada IFLS tahun 2014. Objek
penelitian adalah responden yang berusia di bawah 15 tahun dan mengikuti ujian
nasional SD pada tahun 2014. Dengan mempertimbangkan beberapa variabel kontrol
seperti karakteristik orang tua, tipe sekolah, lokasi sekolah, jenis kelamin,
kecerdasan siswa, dan kondisi ekonomi, peneliti akan mengeksplorasi dampak
pemilikan smartphone terhadap
prestasi akademik siswa yang ditunjukkan oleh nilai ujian akhir nasional.
Berikut adalah rincian variabel-variabel yang digunakan.
1. Pemilikan
Smartphones
Di dalam kuesioner IFLS 2014 terdapat
pertanyaan (a) “Apakah kamu memiliki telepon seluler?” dan (b) “Untuk apakah
penggunaan telepon seluler?”. Jika responden menjawab dengan jawaban “Ya” untuk
pertanyaan (a) dan menjawab “Social Media” atau “Multimedia” untuk pertanyaan
(b) maka dapat dipastikan responden memiliki smartphone. Variabel pemilikan smartphone
adalah variabel treatment (treat) dengan nilai 1 jika siswa
memiliki smartphone dan 0 jika siswa
tidak memiliki smartphone.
2. Nilai
ujian nasional SD
Karena terbatas pada
ketersediaan data, nilai ujian nasional yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Nilai ujian untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak tersedia di dalam data IFLS, sedangkan
total nilai ujian nasional dicurigai berasal dari komposisi jumlah mata
pelajaran yang tidak sama. Pemilihan tahun ujian yang sama (tahun 2014)
dimaksudkan untuk menghilangkan bias perbedaan tingkat kesulitan soal ujian
antar tahun.
3. Variabel
kontrol
Variabel kontrol yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel jenis kelamin siswa, tipe sekolah yang dibedakan
atas sekolah negeri dan sekolah swasta, variabel pengalaman pernah tinggal
kelas, jumlah rata-rata jam belajar di kelas per hari, tingkat pendidikan ayah
dan ibu, menerima bantuan biaya sekolah atau tidak, lokasi sekolah, pengeluaran
untuk biaya sekolah, ukuran kelas, jarak ke sekolah, dan pengeluaran konsumsi
makanan.
Metodologi
Penelitian: PSM (dipelajari dalam matakuliah Evaluasi Dampak)
Menurut
Caliendo dan Kopeinig (2008), dalam metode mathing,
ada dua asumsi yang harus dipenuhi, yaitu asumsi Unconfountedness atau Conditional
Independence Assumtion (CIA) dan Overlap
atau Common Support. Kedua asumsi
ini harus dipenuhi dakam rangka untuk mendapatkan grup kontrol yang sama dengan
grup treatment.
1. Unconfountedeness
Asumsi
unconfountedness mensyaratkan bahwa,
dengan kovariat-kovariat yang dapat dioservasi yang tidak dipengaruhi oleh
variabel treatment, potential outcome harus bersifat
independen terhadap treatment. Semua
variabel yang mempengaruhi treatment dan
potential outcome harus sudah
diobservasi oleh peneliti. Asumsi ini didukung dengan ketersediaan data yang
berkualitas. Apabila tidak dapat meperoleh data yang cukup, peneliti dapat
menggunakan strategi identifikasi yang berbeda seperti difference-in-differences (DID) atau instrument variable (IV) estimators.
2. Overlap
Asumsi overlap menunjukan bahwa
individu-individu dengan nilai kovariat yang sama mempunyai probabilitas yang
sama untuk menjadi grup treatment atau
grup kontrol.
Selanjutnya, Caliendo dan
Kopeinig (2008) menjelaskan langka-langkah untuk mengimplementasikan metode Propensity Score Matching sebagai
berikut:
1. Mengestimasi
propensity score
Untuk
mendapatkan nilai estimasi propensity
score, ada dua hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu pemilihan
model dan pemilihan variabel yang akan digunakan untuk mengestimasi nilai propensity score. Pada dasarnya, semua
model diskret dapat digunakan. Untuk treatment
yang bersifat biner, model logit dan probit akan menghasilkan nilai yang
sama walaupun distribusi logit akan memiliki nilai densitas masa yang lebih
besar. Selanjutnya, variabel yang sebaiknya dimasukkan ke dalam model adalah
variabel yang tidak dipengaruhi oleh treatment
tetapi memberikan pengaruh terhadap partisipasi dan outcome. Variabel yang dipilih untuk dimasukkan ke dalam model juga
harus berdasarkan teori atau temuan penelitian terdahulu.
2. Memilih
matching algorithm
Ada
empat metode algoritma untuk melakukan matching,
yaitu: Nearest Neighbour (NN) dengan replacement atau nonreplacement,
Caliper and Radius, Stratification and Interval, dan Kernel and Local Linear. Peneliti dapat menggunakan salah satu dari
beberapa metode algoritma tersebut. Jika keempat metode tersebut memberikan
hasil yang sama, artinya pemilihan metode algoritma tidak begitu penting. Jika
masing-masing metode memberikan hasil yang berbeda, artinya investigasi
lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan
tersebut. Penelitian ini menggunakan metode NN karena metode NN adalah metode
yang paling umum digunakan di dalam penelitian evaluasi dampak. NN dengan replacement menghasilkan matching yang lebih baik karena grup
kontrol yang memiliki karakteristik yang sama dengan grup kontrol dapat
digunakan lebih dari satu kali. Sebagai pembanding, peneliti juga akan
menggunakan metode Radius Caliper dan
Kernel.
3. Mengecek
overlaps atau common support
Keberadaan
overlaps atau dan daerah common support antara grup treatment dan grup kontrol adalah hal yang penting dalam proses matching. Dengan kata lain, padanan grup
treatment dan grup kontrol hanya akan
terjadi pada daerah common support. Cara
paling mudah untuk mengetahui daerah common
support adalah dengan analisis visual distribusi propensity score dari kedua grup.
4. Menilai
kualitas matching
Kualitas
matching dapat diuji dengan metode standardized bias, t-Test, joint
significance and pseudo R2, dan stratification test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih
terjadi perbedaan di antara grup treatment
dan grup kontrol atau apakah distribusi kovariat sudah seimbang di antara
grup treatment dan grup kontrol. Jika
masih terdapat perbedaan, langkah-langkah sebelumnya harus diulangi hingga
mendapatan kualitas matching yang
baik. Jika hasilnya masih belum memenuhi syarat, maka asumsi unconfountedness gagal untuk dipenuhi
sehingga metode evaluasi dampak yang lainnya harus digunakan sebagai
alternatif.
5. Estimasi
standard errors dan analisis sensitivitas
Untuk menghindari
masalah standard errors yang terlalu
rendah yang diakibatkan oleh variasi ketika melakukan estimasi, bootstrapped standard errors harus
digunakan (Lechner 2002). Selain itu, analisis sensitifitas juga merupakan hal
yang penting untuk dilakukan dalam melakukan evaluasi dampak. Jika nilai
sensitifitas dari estimasi dampak treatment
akibat pengaruh kovariat yang tidak terobservasi cukup tinggi,
pertimbangkan kembali asumsi identifikasi dan estimator alternatif lainya.
Menurut Rosenbaum (2005), analisis sensitivitas harus dilakukan untuk melihat
sensitivitas hasil temuan terhadap bias yang tersembunyi akibat karakteristik
yang tidak terobservasi. Uji sensitifitas dapat dilakukan dengan Wilcoxon’s signed-rank test yang
dikembangkan oleh Rosenbaum (2002). Di dalam Stata, uji sensitivitas dapat dilakukan dengan menggunakan rbounds.
Selanjutnya, untuk melakukan uji dan
langkah-langkah matching sebagaimana
tersebut di atas, peneliti menggunakan bantuan software StataSE 13.
Hasil
Penelitian
Hasil statistik deskriptif dari data yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 3 Karena observasi pada
variabel urban, edufatheryear, dan edumotheryear banyak terjadi missing, peneliti memutuskan untuk
menghilangkan variabel tersebut dari model. Selanjutnya, hanya ada sembilan
variabel kontrol yang digunakan.
Tabel 4 menunjukkan hasi regresi model logit untuk mengetahui variabel apa saja
yang mempengaruhi pemilikan smartphone. Dari
sembilan variabel, terdapat enam variabel yang signifikan pada levelnya
masing-masing mempengaruhi variabel pemilikan smartphone yaitu waktu rata-rata jam belajar di kelas, pengalaman
tinggal kelas, penerimaan bantuan sekolah, jenis kelamin, kapasitas ruang
kelas, dan konsumsi daging.
1.
Hasil
estimasi propensity score
Hasil output
estimasi propensity score dengan
menggunakan pscore pada Stata dapat
dilihat pada Tabel 5, Tabel 6, dan Figur 1 yang menunjukkan bahwa distribusi propensity score memiliki keseimbangan
yang memenuhi syarat (satisfied) untuk
dilakukan matching.
2.
Nilai
dampak pemilikan smartphone dan
estimasi standard error
Peneliti menggunakan algoritma NN untuk
melakukan matching. Namun, sebagai
pembanding, peneliti juga menyajikan hasil matching
dengan metode algoritma yang lain yaitu Kernel
dan Radius Caliper. Hasil outout dari psmatch2 pada Stata dengan metode-metode tersebut dapat dilihat
pada Tabel 7. Dengan keempat metode yang digunakan tersebut, tidak terlihat
nilai dampak yang berbeda jauh. Artinya, perbedaan metode algoritma matching yang digunakan tidak menjadi
masalah penting dalam penelitian ini. Lebih lanjut, peneliti menggunakan bootstrap untuk mengetimasi nilai standard error guna menghindari masalah
standard errors yang terlalu rendah
yang diakibatkan oleh variasi saat melakukan estimasi matching. Bootstrapped standard error berkaitan dengan asumsi bahwa
sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi.
Nilai dampak dan estimasi standard error yang
peneliti gunakan adalah nilai yang dihasilkan dengan metode NN with
replacement. Dapat diketahui bahwa pemilikan smartphone memiliki dampak terhadap nilai ujian nasional Matematika
yang signifikan (p-value = 0,042) sebesar 0,4050 poin.
Namun, hasil yang berbeda akan terlihat jika variabel outcome yang digunakan adalah nilai ujian nasional Bahasa
Indonesia. Hasil matching dengan
keempat metode tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan (Tabel 8).
3.
Overlaps atau common
support
Dari analisis visual distribusi propensity score dari kedua grup dengan
menggunakan Figur 2 dapat diketahui bahwa terdapat daerah common support pada distribusi propensity
score sehingga matching dapat
dilakukan. Daerah common support ditandai
dengan adanya perpotongan kurva propensity
score grup kontrol dan grup treatment.
4.
Kualitas matching
Peneliti menguji kualitas matching diuji dengan tiga macam cara yaitu standardized bias, t-Test, dan
hotelling test. Ketiga macam
pengujian menunjukkan kualitas matching yang
digunakan dalam penelitian telah memenuhi syarat. Hasil pengujian standardized bias dapat dilihat pada
Figur 3. Dari Figur 3 terlihat perbedaan distribusi standardized bias sebelum dan setelah matching. Distirbusi standardized
bias setelah matching yang tersebar mendekati garis standar 0
menunjukkan kualitas matching yang
baik.
Selanjutnya, dengan uji T-test pada Tabel 9, terdapat penurunan nilai bias yang signifikan
pada semua variabel kontrol sebesar 56% - 98,2%. Hal ini menunjukkan kualitas matching yang baik. Sedangkan dengan Hotelling Test, kualitas matching juga diperoleh hasil yang baik
dengan ditunjukkan oleh nilai p-value yang
lebih besar dari 0.05.
5.
Analisis
sensitivitas
Bias seleksi dapat terjadi ketika terdapat dua
individu yang memiliki karakteristik terobservasi yang sama tetapi memiliki
probabilitas yang berbeda untuk mendapatkan treatment
(Rosenbaum, 2002). Oleh karena
itu, Rosenbaum menyarankan pengujian sensitivitas yang, salah satu caranya,
dapat dilakukan dengan Wilcoxon’s Signed
Rank Test. Tabel 11 menunjukkan hasil dari uji tersebut.
Hasil estimasi dari Rosenbaum tidak berbeda
jauh dengan hasil estimasi dampak dengan PSM. Estimasi dampak dengan NN with replacement adalah sebesar 0.405,
sedangkan estimasi Hodges Lehman menunjukkan angka 0,295 (ketika gamma = 1). Keduanya sama-sama
signifikan pada level 1% dan 5%.
Tabel 11 menunjukkan peningkatan p-value bersamaan dengan peningkatan
rasio gamma. Hal ini menunjukkan
bahwa bias seleksi juga mempengaruhi perbedaan outcome antara grup treatment
dan grup kontrol. Sebagai contoh, pada nilai gamma 1.1 siswa yang memiliki karakteristik terobservasi yang sama,
akan memiliki perbedaan nilai ujian Matematika akibat bias seleksi pada rentang
nilai 0.249 dan 0.375. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
sensitif terhadap bias seleksi.
Kesimpulan
Penelitian ini menyediakan bukti empiris bahwa
pemilikan smartphone pada anak-anak
tidak selamanya memiliki dampak yang buruk. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa SD yang memiliki smartphone
mendapatkan nilai ujian Matematika 0.40 poin lebih tinggi daripada siswa SD
yang tidak memiliki smartphone. Namun,
terhadap nilai ujian Bahasa Indonesia, pemilikan smartphone tidak berdampak siginifikan. Oleh kaena itu, para orang
tua tidak perlu khawatir berlebihan terhadap fenomena kemudahan akses anak-anak
terhadap smartphone. Asal dengan
bimbingan dan pengawasan yang tepat, dampak positif yang diberikan oleh smartphone kepada anak-anak, khususnya
dampak prestasi akademik, dapat lebih lebih besar daripada dampak negatifnya.
Perlu diperhatikan bahwa, dalam
mengintepretasikan hasil penelitian ini, terdapat keterbatasan pada data
karakteristik objek penelitian yang terdapat dalam IFLS 2014 dan sifat
sensitivitas dari penelitian. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar penelitian
selanjutnya dapat dilakukan dengan memperkaya jumlah eksplorasi terhadap
variabel karakteristik individu yang digunakan dalam penelitian.
Daftar
Pustaka
Becker, Sascha O dan Marco Caliendo. 2007. Sensitivity Analysis for Average Treatment
Effects. The Stata Journal, Vol. 7, No. 1, pp. 71-83.
Caliendo, M., & Kopeinig, S., 2008. Some Practical Guidence for the
Implementation of Propensity Score Matching. Journal of Economic Surveys Vol.
22, No. 1, pp. 31-71.
Gowthami, S. (2016). Impact of Smartphone: A
pilot study on positive and negative effects. International Journal of
Scientific Engineering and Applied Science (IJSEAS).
GSMA dan NTT Docomo’s Mobile Society Research Institute. 2015. Children’s Use of Mobile Phones – A Special Report 2014. Japan.
Jogiyanto H.M. 2008. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kibona, Lusekelo dan Juma Mdimu Rugina. 2015. A review on the Impact of Smartphones on
Academic Performance of Students in Higher Learning Institutions in Tanzania.
Journal of multidisciplinary Engineering Science and Technology (JMEST), Vol 2
issue 4, April 2015.
Kim, J.-K. (2015). The Effects of Young Children's Smartphone
Use Experience. Vol.117 (Information
Technology and Computer Science 2015).
Lechner, M., 2002. Some practical issues in the evaluation of heterogenous labour market
programmes by matching methods. Journal of the Royal Statistical Society, A
(165), 5982.
Lepp, Andrew; Jacob E. Barkley; dan Aryn C.
Karpinski. 2015. The Relationship Between
Cell Phone Use and Academic Performance in a Sample of U.S. College Students. SAGE
Open, Januari – Maret 2015.
Leuven, E. and B. Sianesi. (2003). "PSMATCH2:
Stata module to perform full Mahalanobis and propensity score matching, common
support graphing, and covariate imbalance testing". http://ideas.repec.org/c/boc/bocode/s432001.html.
Manumpil, Beauty; Yudi Ismanto; dan Franly
Onibala. 2015. Hubungan Penggunaan Gadget
dengan Tingkat Prestasi Siswa di SMA Negeri 9 Manado. e-Jural Keperawatan,
Vol 3, No. 2, April 2015.
Mettler, Katie. 2017. The Washington Post. https://www.washingtonpost.com/ news/morning-mix/wp/2017/06/19/why-a-colorado-dad-is-fighting-to-make-smartphones
-for-preteens-illegal/. Diakses pada tanggal 29 Desember 2017.
Rabiu, Haruna; Aisha Indo Muhammed; Yunusa
Umaru; dan Hadiza Tukur Ahmed. 2016. Impact
Of Mobile Phone Usage On Academic Performance Among Secondary School Students
In Taraba State, Nigeria. European Scientific Journal, Vol. 12, No. 1,
Januari 2016.
Rahma, Afifah. 2015. Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Aktifitas Kehidupan Siswa.
Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau, Vol 2, No. 2, Oktober 2015.
Rosenbaum,
P. R., 2005. Sensitivity analysis in
observational studies. Encyslopedia of statistics in behavioral science, 4,
18091814.
Saha, M. (2017, March 3). nischint. http://www.nischint.com: http://www .nischint.com/harmful-effects-smartphones-children.
Sulistyaningrum, Eny. 2016. Impact Evaluation Of The School Operational
Assistance Program (Bos) Using The Matching Method. Journal of Indonesian
Economy and Business Vol 31 No. 1, pp.33-62.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No.
|
Nama dan Tahun
Penelitian
|
Judul Penelitian
|
Jurnal
|
Metode
|
Hasil Penelitian
|
1
|
S. Gowthami dan S. Ventaka Khrisna Kumar
(2016)
|
Impact
of Smartphone: A pilot study on positive and negative effects
|
International
Journal of Scientific engineering and Applied Science (USEAS), Vol 2, Issue
3, Maret 2016
|
Kualitatif
|
Deskripsi dampak positif dan negatif
smartphone di sektor bisnis, pendidikan, kesehatan, psikologi, dan sosial.
|
2
|
Beauty Manumpil, Yudi Ismanto, dan Franly
Onibala (2015)
|
Hubungan Penggunaan Gadget dengan Tingkat
Prestasi Siswa di SMA Negeri 9 Manado
|
e-Jural Keperawatan, Vol 3, No. 2, April 2015
|
Kuantitatif
|
Siswa yang jarang menggunakan gadget memiliki
prestasi yang lebih tinggi.
|
3
|
Afifah Rahma (2015)
|
Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap
Aktifitas Kehidupan Siswa
|
Jurnal Online
Mahasiswa Universitas Riau, Vol 2, No. 2, Oktober 2015
|
Kualitatif
|
Dampak positif atau negatif dari pengguanaan smartphone tergantung dari proporsi waktu
dan tempat menggunakannya.
|
4
|
Lusekelo Kibona dan Juma Mdimu Rugina (2015)
|
A
review on the Impact of Smartphones on Academic Performance of Students in
Higher Learning Institutions in Tanzania
|
Journal
of multidisciplinary Engineering Science and Technology (JMEST), Vol 2 issue
4,
April 2015
|
Kualitatif
|
Pemilikan smartphones membawa manfaat dan kerugian bagi mahasiswa. Smartphone dapat mendukung aktivitas
belajar mahasiswa, namun juga dapat dijadikan alat untuk melakukan kecurangan
akademik.
|
5
|
Andrew Lepp, Jacob E. Barkley, dan Aryn C.
Karpinski (2015)
|
The
Relationship Between Cell Phone Use and Academic Performance in a Sample of
U.S. College Students
|
SAGE Open, Januari – Maret 2015
|
Kuantitatif
|
Peningkatan penggunaan telepon seluler dapat
menurunkan prestasi akademik mahasiswa.
|
6
|
Haruna Rabiu, Aisha Indo Muhammed, Yunusa
Umaru, dan Hadiza Tukur Ahmed (2016)
|
Impact
Of Mobile Phone Usage On Academic Performance Among Secondary School Students
In Taraba State, Nigeria
|
European Scientific Journal, Vol. 12, No. 1,
Januari 2016
|
Kuantitatif
|
Penggunaan teleopn seluler berpengaruh
signifikan terhadap presatasi akademik siswa laki-laki dan perempuan sekolah
menengah.
|
Tabel
2. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol
|
Keterangan
|
Jenis
kelamin (sex)
|
Laki-laki
= 1, perempuan = 0
|
Tipe
sekolah SD (sctype)
|
Negeri
= 1, swasta = 0
|
Karakteristik
orang tua
|
SD 6
tahun, SMP 9 tahun, SMA 12 tahun, D3 15 tahun, S1 16 tahun, S2 18 tahun, dan
S3 22 tahun sebagai proksi kualitas pendidikan orang tua
|
Pendidikan ayah (edufatheryear)
|
|
Pendidikan Ibu (edumotheryear)
|
|
Pernah tinggal kelas (failed)
|
Ya =
1, tidak = 0 sebagai proksi kecerdasan siswa
|
Rata-rata jam belajar
dikelas (hstudy)
|
Jumlah
rata-rata jam belajar di kelas per hari sebagai proksi lama alokasi waktu
untuk belajar
|
Menerima bantuan biaya
sekolah atau tidak (assist)
|
Menerima
= 1, tidak menerima = 0 sebagai proksi kemampuan ekonomi siswa
|
Lokasi sekolah (urban)
|
Urban
= 1, rural = 0 sebagai proksi pengaruh kualitas sekolah berdasarkan lokasi
sekolah
|
Pengeluaran untuk
keperluan sekolah (cost)
|
Pengeluaran
yang berkaitan dengan keperluan sekolah pada tahun 2013/2014
|
Ukuran kelas (size)
|
Jumlah
siswa per kelas. Menurut Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, jumlah optimal
untuk kelas SD adalah 20-28 siswa per kelas. Dengan asumsi semakin banyak
jumlah siswa dalam sebuah kelas, semakin buruk kualitas kegiatan belajar
mengajar, kelas dengan jumlah siswa sama dengan kurang dari 20 bernilai 1,
dan yang lebih dari 20 bernilai 0.
|
Jarak ke sekolah (timetoschool)
|
Diproksikan
dengan lama waktu (menit) untuk menempuh satu kali perjalanan ke sekolah
|
Konsumsi daging (meat)
|
Jika
siswa mengkonsumsi daging dalam satu minggu terakhir, meat = 1. Jika tidak, meat =
0
|
Tabel
4. Model Logit Pemilikan Smartphone
VARIABLES
|
treat
|
hstudy
|
-0.044**
|
(0.018)
|
|
failed
|
-0.373**
|
(0.171)
|
|
sctype
|
-0.074
|
(0.172)
|
|
assist
|
-0.315***
|
(0.113)
|
|
sex
|
-0.209*
|
(0.115)
|
|
cost
|
-0.000
|
(0.000)
|
|
size
|
-0.360**
|
(0.167)
|
|
timetoschool
|
-0.005
|
(0.006)
|
|
meat
|
0.516***
|
(0.119)
|
|
Constant
|
0.582**
|
(0.242)
|
|
Observations
|
1,323
|
Standard errors in parentheses
|
Tabel
7. Nilai dampak dan estimasi standard
error terhadap nilai Matematika
Metode Matching
|
Dampak
|
Standard Error
|
T-Stat
|
Bootstraped Standard Error
|
p-value
|
NN with replacement
|
0.4050
|
0.1897
|
2.14
|
0.1991
|
0.042
|
NN without
replacement
|
0.4794
|
0.1886
|
2.54
|
0.2257
|
0.037
|
Kernel
|
0.3549
|
0.1673
|
2.12
|
0.1862
|
0.057
|
Radius Caliper
|
0.3575
|
0.1686
|
2.12
|
0.2113
|
0.091
|
Tabel
8. Nilai dampak dan estimasi standard
error terhadap nilai Bahasa Indonesia
Metode Matching
|
Dampak
|
Standard Error
|
T-Stat
|
Bootstraped Standard Error
|
p-value
|
NN with replacement
|
- 0.1288
|
0.2293
|
- 0.56
|
0.2703
|
0.634
|
NN without
replacement
|
0.1241
|
0.1362
|
0.91
|
0.1236
|
0.315
|
Kernel
|
0.0076
|
0.1441
|
0.05
|
0.1802
|
0.966
|
Radius Caliper
|
- 0.0031
|
0.1490
|
- 0.02
|
0.1628
|
0.985
|
Tabel 11. Uji Sensitivitas Rosenbaum
Gamma
|
p-value
|
Hodges
Lehman Point Estimate
|
||
Upper
Bound
|
Lower
Bound
|
Upper
Bound
|
Lower
Bound
|
|
1
|
0.000126
|
0.000126
|
0.2955
|
0.2955
|
1.1
|
0.005103
|
0.000000
|
0.249
|
0.375
|
1.2
|
0.057287
|
0.000000
|
0.125
|
0.5
|
1.3
|
0.251694
|
0.000000
|
0.049
|
0.525
|
1.4
|
0.56799
|
0.000000
|
0.000
|
0.625
|
1.5
|
0.829924
|
0.000000
|
-1
|
0.67
|
Gamma : odds of differential
assignment due to unobserved factors
|
Promo www.Fanspoker.com :
ReplyDelete- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
https://www.youtube.com/watch?v=Jp-rZnUQZqA
ReplyDeleteVideo Tutorial Uji Validitas dan Reliabilitas STATA 16 Lengkap
(Dilengkapi File Materi Dan Software STATA 16)
Merupakan Panduan Yang Lengkap Dan Detail
Klik Link Dibawah Untuk Mendapatkannya
https://bit.ly/UjiSTATA