A. Informasi Paper
A.1. Abstrak
Di dalam bagian abstrak (summary) dijelaskan bahwa paper ini bertujuan untuk meneliti apakah Free Trade Agreement (FTA) bilateral mengakibatkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada negara yang melakukan kerjasama FTA yang dilakukan dengan pendekatan “nonparametric matching”.
Informasi temuan juga tercantum di dalam bagian abstrak yaitu dampak FTA terhadap pertumbuhan ekonomi secara agregat setelah satu sampai dengan sepuluh tahun adalah tidak signifikan, namun penelitian ini dapat mendeteksi adanya tren meningkat yang siginifikan yang terjadi pada gap tingkat pertumbuhan GDP per kapita antara dua negara yang melakukan kerjasama FTA bilateral.
A.2. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan, penulis menceritakan peristiwa atau fenomena yang melatarbelakangi penelitiannya, tujuan penelitan, literatur atau penelitian sebelumya yang telah ada, dan perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitaan sebelumnya. Berikut adalah uraian informasi yang terdapat pada bagian pendahuluan apabila disajikan dalam bentuk sub-sub pembahasan.
A.2.1. Latar Belakang
Jumlah kerjasama perdagangan bilateral telah meningkat tajam sejak awal tahun 1990an. Salah satu hal yang mungkin menjadi alasan mengapa negara-negara memilih untuk melakukan perjanjian kerjasama perdagangan bilateral adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari adanya promosi perdagangan seteah tergabung dalam FTA. Para pembuat kebijakan dan ahli ekonomi menganggap bahwa FTA sebagai alat kebijakan yang penting untuk pengembangan perekonomian. Teori perdagangan internasional, Ricardo’s Comparative Advantage Model melalui model pertumbuhan endogen dua negara yang dikembangkan oleh Grossman dan Helpman (1991) dan Feenstra (1996), menunjukkan alasan rasional dari adanya FTA. Apakah memang benar demikian?
Sebagian besar teori perdagangan internasional telah membandingkan kesejahteraan agen ekonomi sebelum dan setelah FTA melalui model dua negara, namun efek saling menguntungkan dari FTA bagi dua negara yang tergabung dalam FTA masih diteliti dengan cara yang kaku. Studi empiris yang telah ada, secara umum, meneliti hubungan pertumbuhan ekonomi sebuah negara secara infividual dan tingkat keterbukaan negara tersebut, padahal efek dari FTA dapat diteliti dengan cara menginvestigasi apakah kedua negara akan menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika mereka menghilangkan semua hambatan perdagangan dan menerapkan sistem perdagangan bebas dibandingkan dengan ketika tidak ada sistem perdagangan bebas. Oleh karena itu, sampai dengan penelitian ini dilakukan, belum ada kesepakatan yang dicapai tentang efek perdagangan bebas atau keterbukaan sebuah negara terhadap pertumbuhan ekonomi.
A.2.2. Tujuan Penelitian dan Pertanyaan Penelitan
Penelitian ini mencoba untuk menyusun karakteristik secara empiris efek dari perdagangan bebas terhadap pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan yang berbeda dari pendekatan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya, yaitu dengan pendekatan nonparametric matching. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah “apakah FTA bilateral berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada negara yang melakukan kerjasama FTA?”.
A.2.3. Literatur dan Penelitian Sebelumnya
Pada bagian pendahuluan, penulis juga telah menceritakan secara rinci mengenai literatur dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan FTA dan pertumbuhan ekonomi, antara lain:
- Dollar (1992), Sachs dan Warner (1995), Edwards (1998), Frankel dan Romer (1999), dan Dollar dan Kraay (2004) melaporkan bukti yang mendukung bahwa terdapat dampak positif dari perdagangan bebas terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan berbagai macam ukuran tingkat keterbukaan.
- Harrison (1996), Rodriguez dan Rodrik (2000), Rodrik, Subramanian, dan Trebbi 92004), dan Wacziarg dan Welch (2008) menemukan bahwa perdagangan bebas memiliki dampak yang negatif atau tidak siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
- Freund and Bolaky (2008) dan Chang, Kaltani, dan Loayza (2009) menunjukkan bahwa efek pertumbuhan dari keterbukaan perdagangan adalah signifikan dan positif jika reformasi domestik dilakukan termasuk pengurangan regulasi bisnis, pengembangan finansial, pendidikan atau hukum yang lebih baik, fleksibelitas pasar tenaga kerja, dll. Sebaliknya, perdagangan tidak berasosiasi dengan perumbuhan ekonomi jangka panjang.
A.2.3. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Di bagian pendahuluan, penulis menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dalam dua hal yang penting antara penelitian ini dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu:
- Literatur empiris yang telah ada menghubungkan pertumbuhan ekonomi negara secara individual dengan tingkat keterbukaan negara tersebut, dan keterbukaan perdagangan seringkali dikonstruksi dengan indeks yang mencerminkan rezim kebebasan perdagangan atau kebijakan negara tersebut. Padahal, konsep keterbukaan cukup sulit untuk didefinisikan, dan indeks-indeks tersebut secara umum sangat berkorelasi dengan variabel ekonomi yang lain, yang akan membuat sulit untuk mengartikan hasilnya berdasarkan teori perdagangan. Negara dengan level keterbukaan yang sama mungkin akan mengalami efek yang pertumbuhan ekonomi yang berbeda, tergantung kepada level keterbukaan dari partner kerja sama perdagangannya. Penelitian ini fokus pada sistem FTA bilateral untuk mengurangi hambatan perdagangan yang bersifat mutual dan untuk merangsang volume perdagangan. Karena FTA bilateral dibentuk oleh sepasang negara, maka ia dapat digunakan sebagai indikator keterbukaan yang bersifat mutual (mutual openness) untuk negara-negara khususnya yang tergabung dalam perjanjian tersebut. Efek bilateral dari perdagangan bebas dapat diidentifikasi lebih langsung di dalam konteks keterbukaan mutual daripada dari perspektif keterbukaan perdagangan negara secara individu. Untuk menganalisis efek ini, peneliti menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan apakah sepasang negara memiliki perjanjian FTA dan kemudian mempertimbangkan tingkat pertumbuhan ekonomi kedua negara yang tergabung dalam FTA.
- Peneliti menggunakan kesepakatan di dalam FTA sebagai treatment, dan menggunakan pendekatan nonparametric matching untuk mengevaluasi efek FTA terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertanyaannya adalah apakah pertumbuhan ekonomi di sepasang negara yang memiliki FTA berbeda dengan jika sepasang negara itu tidak memiliki FTA. Peneliti percaya bahwa pertanyaan tersebut lebih relevan untuk menjelaskan efek FTA dari pada perbandingan sederhana pertumbuhan ekonomi di antara negara yang memiliki FTA dan negara yang tidak memiliki FTA yang sering dianalisis dengan metode regresi. Sebagian besar studi empiris, termasuk yang telah disebutkan di atas, mengadopsi model linier parametrik menggunakan data cross-section ataupun data panel. Pendeketan regresi ini tidak hanya memiliki permasalahan konsep dalam pengujian efek perdagangan bebas, tetapi juga berkaitan dengan isu-isu ekonometri. Peneliti menunjukkan bahwa pendekatan regresi linier memiliki masalah spesifikasi yang salah karena hubungan nonlinier di antara variabel yang mungkin terjadi, sama seperti masalah seleksi yang tidak acak. Sedangkan, pendekatan nonparametric matching tidak memiliki keterbatasan parametrik, dan telah dibuktikan dapat digunakan dengann baik untuk mengatasi masalah seleksi tidak acak. Walaupun pendekatan ini sudah polpuler di ekonomi tenaga kerja, namun ahli ekonomi dan literatur perdagangan baru saja menggunakannya dalam pendekatan ekonometri. Pendekatan ini belum pernah digunakan dalam literatur perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
A.2. Dataset dan Pendekatan Regeresi Linier
A.2.1 Dataset
Pada bagian ini, penulis menjelaskan mengenai data yang digunakan dan menunjukkan kelemahan penggunaan pendekatan regresi linier sederhana untuk meneliti FTA dan pertumbuhan ekonomi.
Variabel dependen atau variabel respons yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan GDP per kapita riil kedua negara yang dirumuskan sebagai berikut:
Peneliti membandingkan tingkat pertumbuhan variabel ini sebelum dan sesudah FTA.
Sedangkan variabel kontrol yang digunakan adalah 18 variabel dari studi empiris yang dilakukan oleh Sala-i-Martin, Doppelhofer, dan Miller (2004) dan 7 variabel yang dari studi Baier dan Bergstrand (2004) dan Egger dan Larch (2008). Berikut adalah tabel informasi variabel kontrol yang digunakan:
No.
|
Variabel
|
Deskripsi
|
Sumber
|
1
|
East Asian dummy
|
Dummy
for East Asian Countries
|
Sala-i-Martin
et al. (2004)
|
2
|
Primary schooling
|
Annual
enrollment rate in primary school
|
World
Development Indicator
|
3
|
Investement price
|
Annual
investment price
|
Penn
World Table 6.2
|
4
|
Real GDP pc
|
Real
GDP per capita
|
Penn
World Table 6.2
|
5
|
Fraction of tropical area
|
Proportion
of country’s land area within tropics
|
Sala-i-Martin
et al. (2004)
|
6
|
Population density in coastal area
|
Coastal
population per coastal area (interpolated)
|
Gallup
et al. (2001)
|
7
|
Malaria prevalence
|
Index
of Malaria prevalence (interpolated)
|
Gallup
et al. (2001)
|
8
|
Life expectancy
|
Annual
life expectancy
|
World
Development Indicator
|
9
|
Confucian
|
Fraction
of Confucian Population (interpolated)
|
Barro
|
10
|
African dummy
|
Dummy
for sub-Saharan African countries
|
Sala-i-Martin et al. (2004)
|
11
|
Latin American dummy
|
Dummy
for Latin American countries
|
Sala-i-Martin et al. (2004)
|
12
|
Fraction of GDP in mining
|
Fraction
of GDP in mining
|
Sala-i-Martin et al. (2004)
|
13
|
Spanish colony
|
Dummy
for former Spanish colonies
|
Sala-i-Martin et al. (2004)
|
14
|
Openness
|
Openness
variable
|
Penn
World Table 6.2
|
15
|
Fraction of Muslim
|
Fraction
of Muslim population (interpolated)
|
Barro
|
16
|
Fraction of Buddhist
|
Fraction
of Buddhist population (interpolated)
|
Barro
|
17
|
Ethonoliguistic fractionalization
|
Average
of five difference indices of ethno-linguistic fractionalization
|
Sala-i-Martin
et al. (2004)
|
18
|
Government consumption share
|
Annual share of government consumption
to GDP
|
Penn
World Table 6.2
|
19
|
Natural
|
Inverse
of distance
|
CIA
World Fact Book
|
20
|
Remoteness
|
Remoteness
of coupled countries from the rest of the world
|
CIA World Fact Book
|
21
|
GDP sum
|
|
Penn
World Table 6.2
|
22
|
GDP sim
|
|
Penn
World Table 6.2
|
23
|
DKL
|
|
Penn
World Table 6.2
|
24
|
SQDKL
|
|
Penn
World Table 6.2
|
25
|
DROWKL
|
|
Penn
World Table 6.2
|
Daftar FTA yang digunakan:
No.
|
Tahun
|
FTA
|
1
|
1958
|
European
Community (EC)
|
2
|
1960
|
European
Free Trade Association (EFTA)
|
3
|
1961
|
Central
American Common Market (CACM)
|
4
|
1973
|
EC-Switzerland
and Liechtenstein; EC accession of Denmark, Ireland and United Kingdom;
EC-Norway; Caribbean Community and Common Market (CARICOM)
|
5
|
1976
|
EC-Algeria
|
6
|
1977
|
EC-Syria
|
7
|
1981
|
EC
accession of Greece
|
8
|
1983
|
Closer
Trade Relations Trade Agreement (CER)
|
9
|
1985
|
United
States-Israel
|
10
|
1986
|
EC
Accession of Portugal and Spain
|
11
|
1991
|
Southern
Common Market (MERCOSUR)
|
12
|
1992
|
EFTA-Turkey
|
13
|
1993
|
EFTA-Israel
|
14
|
1994
|
North
American Free Trade Agreement (NAFTA)
|
15
|
1995
|
EC
accession of Austria, Finland and Sweden
|
16
|
1996
|
EC-Turkey
|
17
|
1997
|
Canada-Israel;
Turkey-Israel; Canada-Chile
|
18
|
1998
|
EC-Tunisia;
Mexico-Nicaragua
|
19
|
1999
|
Chile-Mexico;
EFTA-Morocco; EC-South Africa; EC-Morocco; EC-Israel; Israel-Mexico;
EC-Mexico; Southern African Development
|
20
|
2000
|
Community
(SADC)
|
21
|
2001
|
EFTA-Mexico;
India-Sri Lanka; United States-Jordan
|
22
|
2002
|
EFTA-Jordan;
EC-Jordan; Chile-El Salvador
|
23
|
2003
|
EC-Chile;
Panama-El Salvador
|
Peneliti menggunakan data 88 negara yaitu Algeria, Argentina, Australia, Austria, Belgium, Benin, Bolivia, Botswana, Brazil, Burkina Faso, Burundi, Canada, Chile, Colombia, Congo, Cote d’Ivoire, Denmark, Dominican Republic, Ecuador, Egypt, El Salvador, Ethiopia, Finland, France, Gabon, Gambia, Germany, Ghana, Greece, Guatemala, Guinea, Guinea-Bissau, Honduras, Hungary, India, Indonesia, Ireland, Israel, Italy, Jamaica, Japan, Jordan, Kenya, Korea, Lesotho, Liberia, Madagascar, Malawi, Malaysia, Mali, Mauritania, Mexico, Morocco, Mozambique, Nepal, Netherland, New Zealand, Nicaragua, Niger, Nigeria, Norway, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Philippines, Poland, Portugal, Rwanda, Senegal, South Africa, Spain, Sri Lanka, Sudan, Sweden, Switzerland, Syria, Tanzania, Togo, Trinidad & Tobago, Tunisia, Turkey, United Kingdom, United States, Uruguay, Venezuela, Zambia, Zimbabwe. Sedangkan variabel dummy tahun t = 1971 s.d. 2003.
A.2.2 Misspesification Test of the Linier Regression
Untuk menentukan efek dari perdagangan bebas, sebagian besar penelitian yang telah ada fokus pada apakah koefisien dari FTA di dalam regresi signifikan atau tidak. Namun, regresi linier menggunakan seluruh observasi dengan tidak mempertimbangkan karakteristik mereka, yang akan menyebabkan estimasi efek FTA menjadi terdistorsi.
Masalah konseptual ini berkaitan erat degan masalah seleksi tidak acak di dalam ekonometri. Regresi linier memiliki masalah seleksi tidak acak yang mana kovariatnya berkorelasi secara sistematis dengan variabel treatment, yaitu FTA. Dua sumber masalahnya antara lain:
- FTA bisa menghasilkan efek yang lebih besar berdasarkan nilai kovarian tertentu. Misalnya, dua negara yang pernah dijajah oleh Spanyol mungkin akan mengalami efek yang lebih besar dari FTA karena adanya persamaan sistem hukum, bahasa, dan budaya.
- Variabel treatment mungkin mengambil hubungan nonlinier yang dihilangkan antara variabel dependen dan kovariat.
Adanya permasalahan ini akan menyebabkan bias estimasi dari regresi linier. Masalah ekonometri muncul dari seleksi yang tidak acak dan ketidaklinieran yang nantinya akan membutuhkan pertimbangan yang serius. Kajian terdahulu tentang efek FTA terhadap pertumbuhan ekonomi tidak mencapai kesepakatan karena pendekatan regresi linier rentan sekali terkena masalah seperti itu.
A.3. Metode Ekonometri Yang Digunakan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode nonparametric matching. Rata-rata efek FTA dapat dirumuskan sebagai berikut:
E(y|d=1)-E(y│d=0)=E(y1│d=1)-E(y0│d=0)= E(y1│d=1)-E(y0│d=1)=E(y1- y0 ┤|d=1)
Dimana E adalah tanda ekspektasi, d = 1 adalah notasi treatment, d = 0 adalah notasi nontreatment, y1 = response potensial kelompok treatment, dan y0 = respons potensial kelompok nontreatment.
Karena E(y0│d=0) tidak dapat diobservasi maka dibutuhkan counterfactual. Counterfactual dapat diperoleh dari proses matching. Kelompok kontrol yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok treatment dipilih sebagai counterfactual, dengan asumsi respons kelompok kontrol bersifat independen terhadap kondisi treatment dalam kovariat.
Pemilihan counterfactual menggunakan dua fungsi kovariat:
- Mahalanobis Metric, adalah jarak skala yang telah dinormaliasi antara kelompok treatment dan kelompok kontrol, dan pasangan dari kelompok kontrol yang meminimalkan jarak skala yang telah dinormalisasi tersebut diplih sebagai counterfactual.
- Propensity Score, probabilitas yang diestimasi dari foramsi FTA sebagai fungsi dari kovariat pasangan negara. Propensity score diestimasi dengan menggunakan model probit. Untuk setiap pasangan yang ditreatmen, hanya satu pasangan dari kelompok kontrol yang memiliki skor paling dekat yang dipilih sebagai counterfactual.
Begitu setiap pasangan yang dikenakan treatment telah match dengan pasangan yang tidak dikenakan treatment, efek rata-rata pada kelompok treatment diestimasi secara nonparametric. Untuk menentukan apakah estimasi efek rata-rata pada kelompok treatment signifikan secara statistik, standard error yang sesuai harus dihitung sebagai berikut:
Dengan N adalah jumlah kelompok yang dikenai treatment yang match, yij(t,t+n-1) adalah variabel respons dari grup treatment, yi'j'(t',t'+n-1) adalah variabel respons dari kelompok kontrol, wi'j't' adalah frekuensi dimana pasangan kontrol (i’,j’) pada saat t’ digunakan sebagai match.
A.4. Hasil Penelitian Empiris
Untuk setiap pasangan yang dikenai treatment (pasangan negara yang memiliki FTA), pasangan negara dari kelompok kontrol (pasangan negara yang tidak memiliki FTA) di-match-kan. Kriteria matching adalah nilai terkecil dari Mahalanobis metric atau skor terdekat dari Propensity score di antara pasangan di dalam kelompok kontrol. ¬¬¬¬
A.4.1 Efek FTA terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Walaupun hasil ekonometri seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan rata-rata tingkat pertumbuhan kumulatif DGP per kapita selama lima tahun antara pasangan negara dengan dan tanpa FTA, efek FTA jangka pendek berbeda sefara signifikan dengan efek jangka panjang. Dalam jangka pendek, FTA tidak berpangaruh signifikan atau bahkan malah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan dalam jangka panjang FTA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
A.4.2. Efek FTA terhadap Konvergensi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Apakah ketidaksiginifikanan efek FTA terhadap tingkat pertumbuhan GDP per kapita disebabkan oleh konvergensi tingkat pertumbuhan GDP per kapita dari negara secara individu dalam pasangan yang dikenai treatment atau karena divergensi tingkat pertumbuhan GDP per kapita dari negara secara individu dalam pasangan yang dikenai treatment? Pengujian dilakukan dengan menguji apakah gap GDP per kapita di antara dua negara yang ikut FTA semakin besar atau semakin kecil sejak tahun dimulainya FTA. Pengujian ini akan membuktikan apakah FTA memberikan manfaat kepada dua negara atau hanya kepada salah satu negara saja.
Sachs dan Warner (1995) dan Ben-David (1996) melaporkan bahwa konvergensi pertumbuhan dapat diobservasi hanya di antara negara-negara terbuka yang mengikuti perdaganan internasional. Slaughter (2011) melaporkan hasil yang berlawanan, bahwa perdagangan bebas dapat menyebabkan divergensi pendapatan di antara negara yang terbuka.
Pendekatan nonparametric matching digunakan untuk turut membuktikan hubungan tersebut. Hasilnya adalah gap tingkat pertumbuhan di antara anggota pasangan negara dengan FTA pada awalnya lebih rendah jika dibandingkan dengan gap tingkat pertumbuhan negara tanpa FTA. Namun, seiring berjalannya waktu, setelah 5-9 tahun, gap tingkat pertumbuhan di antara anggota pasangan negara dengan FTA semakin besar dan lebih besar secara signifikan dari pada tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang tanpa FTA. Seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Temuan ini konsisten dengan temuan Feenstra (1996) yang membuktikan bahwa perdagangan bebas akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang lebih kecil, namun tudak berpengaruh signifikan terhadap negara yang lebih besar.
A.4.3. Perilaku Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Adanya FTA
Untuk menjawab dugaan bahwa efek FTA terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak signifikan disebabkan oleh tingkat pertumbuhan GDP dari pasangan negara di kelompok treatment lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan GDP dari pasangan negara di kelompok kontrol sebelum FTA dimulai peneliti menguji apakah terjadi perbedaan yang siginifikan dalam perilaku pertumbuhan GDP di antara pasangan yang match selama periode sebelum dimulainya FTA. Peneliti mengunakan data tiga sampai dengan sepuluh tahun sebelum FTA dimulai. Hasilnya, tidak terdapat perbedaan perilaku pertumbuhan yang signifikan diantara pasangan yang match selama periode sebelum dimulainya FTA.
A.5. Kesimpulan
Pada bagian akhir paper, penulis menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukannya, yaitu:
- Temuan utama dari penelitian ini adalah, dengan menggunakan pendekatan nonparametric matching, FTA tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam kasus perjanjian bilateral, FTA dapat menyebabkan salah satu negara mendapatkan keuntungan (pertumbuhan yang positif) sedangkan negara yang lain mendapatkan kerugian (pertumbuhan yang negatif).
- Hasil studi ini konsisten dengan beberapa model pertumbuhan endogen yang meneliti hubungan perdangangan dan pertumbuhan, misalnya Grossman dan Helpman (1991) dan Feenstra (1996) yang memprediksi bahwa jika sistem perdagangan bebas dilakukan juga dengan adanya transfer teknologi, maka efisiensi produksi akan dapat ditingkatkan, sehingga pertumbuhan ekonomi juga akan terpengaruh.
- Efek FTA yang tidak signifikan, sejalan dengan pendapat Viner (1950), kemungkinan disebabkan oleh adanya trade diversion. Pada dasarnya FTA dilakukan atas dasar preferensi dari masing-masing negara. Preferensi ini akan menyebabkan adanya trade diversion terhadap negara yang bukan anggota FTA. Pengalihan perdagangan akan menimbulkan keuntungan bagi negara anggota FTA karena adanya efek trade creation. Jika trade diversion ini lebih dominan, maka efek FTA menjadi tidak signifikan.
- Penelitian lanjutan perlu untuk dilakukan untuk menjawab temuan pada penelitian ini, misalnya dengan mempertimbangkan variabel technology transfer dan trade diversion.
Opini
Setelah mempelajari isi paper sebagaimana tersebut di atas, berikut adalah pendapat saya mengenai paper tersebut.
- Judul paper kurang menunjukkan isi paper yang sebenarnya. Di dalam judul tertulis “Do Free Trade Agreements Increase Economic Growth of the Member Countries”, padahal peneliti hanya fokus kepada FTA yang bersifat bilateral (dilakukan oleh dua negara). Ada baiknya jika kata “bilateral” dimasukkan ke dalam penulisan judul agar dapat membantu pembaca secara cepat mengetahui maksud jenis kerja sama yang digunakan dalam penelitian.
- Bagian abstrak telah ditulis dengan informasi yang lengkap yang dapat mereprentasikan isi paper. Ringkasan latar belakang, tujuan penelitian, metode penelitian dan temuan penelitian telah diinformasikan di dalam abstrak sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui isi paper sebelum memutuskan untuk membaca lebih dalam ke halaman berikutnya.
- Tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian telah dirumuskan dengan jelas pada bagian pendahuluan (introduction), lengkap dengan fenomena ekonomi dan perdagangan internasional yang melatarbelakanginya.
- Literatur dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi telah diinformasikan oleh penulis secara lugas dan menyatu dengan pembahasan di setiap bagian paper. Walaupun hal ini akan terlihat tidak sejelas ketika ditampilkan dalam bentuk tabel, bagi pembaca yang memilih untuk membaca paper secara urut dari awal sampai akhir, mereka akan menemukan pengalaman membaca yang lebih menyenangkan dan intuitif.
- Ide atau isu yang diangkat cukup relevan dengan keadaan pada saat itu dimana perkembangan atau tren terjadinya kerjasama perdagangan bebas meningkat namun teori yang menjelaskan pengaruh dari perdagangan bebas masih belum mencapai kesepakatan. Beberapa literatur dan penelitian yang telah ada memiliki kesimpulan yang berbeda mengenai hubungan perdagangan bebas dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
- Keaslian ide penelitian sangat menarik dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Penelitian ini memiliki nilai kebaruan penelitian dan kontribusi terhadap literatur perdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi karena menggunakan metode yang pelum pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Ide tersebut juga didasarkan pada teori statistik yang kuat dan relevan dengan topik penelitian.
- Desain dan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, secara statistik, dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan metode mahalaobis metric dan propensity score matching dan ide untuk menerapkannya ke dalam analisis pengaruh FTA terhadap pertumbuhan ekonomi dengan objek pasangan negara yang melakukan FTA dan pasangan negara yang tidak melakukan FTA kemudian ditemukan rata-rata perbedaannya, secara teori sudah tepat.
- Namun, desain dan metode penelitian tersebut tidak secara detil dituliskan di dalam paper. Model persamaan ekonometri dan alat statistik yang digunakan oleh penulis tidak dituliskan secara eksplisit. Hal ini akan cukup menyulitkan pembaca untuk mengetahui proses untuk memperoleh angka-angka statistik yang ditampilkan di dalam tabel hasil penelitian. Akibatnya, pembaca memiliki keterbatasan untuk mereviu data statistik yang penulis gunakan sehingga berujung pada keterbatasan untuk melakukan pengulangan penelitian atau penelitan lanjutan sebagaimana yang peneliti sarankan di bagian kesimpulan.
- Pembahasan terhadap hasil penelitian dilakukan dengan objektif. Peneliti awalnya mengkritisi metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian-penelitian sebelumnya kemudian menunjukkan kelemahan dari metode tersebut. Selanjutnya, peneliti menyediakan alternatif metodologi peneltian yang digunakannya untuk menjawab kelemahan metodeologi yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Data variabel-variael yang digunakan di dalam penelitan jug atelah disebutkan secara rinci sehingga memudahkan pembaca atau peneliti lain yang tertarik dengan penelitian ini untuk mendapatkan data yang sama kemudian mereviu, mengulang, atau memodifikasi penelitian ini.
- Sistematika penulisan cukup memudahkan pembaca dalam memahami alur pikiran yang disajikan oleh peneliti di dalam paper ini. Paper diawali dengan judul, abstrak, pendahuluan, informasi datset, metodologi yang digunakan, pembahasan hasil penelitan, dan ditutup dengan kesimpulan. Masing-masing bagian disajikan dengan pengantar yang saling berkaitan satu sama lain sehingga pembaca dapat membaca dengan nuansa mengalir dari satu bagian ke bagian lainnya hingga mendapatkan kesimpulan yang tegas.
- Bagian kesimpulan menguraikan kembali garis besar dan bagian yang penting dalam penelitian sehingga tujuan akhir dari penelitian ini dapat terbaca dengan mudah oleh pembaca.
- Referensi dan catatan terkait teori dan literatur yang digunakan oleh peneliti telah ditulis secara lengkap dibagian belakang paper.
Penutup
Sebagaimana statusnya yang telah published di salah satu jurnal ilmiah terkemuka di dunia, paper ini sangat menarik dan memberikan kontribusi atau tambahan bukti (evidence) baru terhadap kajian di bidang perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, di bagian akhir paper juga terdapat saran bagi penelitian selanjutnya untuk memasukkan variabel technology transfer dan trade diversion untuk mengetahui dampak FTA yang lebih detil.
Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dan memberikan kontribusi ataupun penjelasan lanjutan terhadap temuan pada paper ini pada khususnya dan terhadap ilmu pengetahuan di bidang ekonomi internasional pada umumnya.
Penulis:
Jung Hur (Sogang University, Seoul, Republic of Korea)
Cheolbeom Park (Korea University, Seoul, Republic of Korea)