Randomized Experiment atau disebut juga dengan desain eksperimen tulen merupakan desain eksperimen yang paling unggul dalam menunjukkan hubungan kausalitas antarvariabel. Desain eksperimen ini menggunakan randomisasi manipulasi sehingga secara drastic dapat mengurangi ancaman validitas internal. Randomisasi memastikan variabel lain selain variabel independen bukanlah penyebab perubahan pada variabel dependen.
Terdapat tiga macam desain eksperimen tulen:
1. Desain Grup Kontrol dengan Purnauji
Merupakan desain paling dasar dalam eksperimen tulen.
- Terdapat dua grup subjek: grup satu mendapat manipulasi, sedangkan grup lainnya tidak mendapat manipulasi.
- Urutannya: Randomisasi, Manipulasi, Pengukuran
- Kemudian hasil pengukuran grup yang diberi manipulasi dibandingkan dengan hasil pengukuran grup yang tidak diberi manipulasi.
- Keuntungan randomisasi: dapat ditarik kesimpulan kausalitas antara manipulasi dengan respon subjek, terjadi ekuivalensi antar grup subjek, dan menghasilkan error term yang tidak berkorelasi dengan manipulasi sehingga estimasi error term valid.
- Desain dapat dimodifikasi dengan membadingkan manipulasi satu dengan manipulasi lainnya sehingga modelnya akan menjadi seperti ini:
- Atau bahkan membandingkannya juga dengan grup subjek tanpa manipulasi, sehingga modelnya menjadi seperti ini:
2. Desain Grup Kontrol dengan Purwauji dan Purnauji
- Menggunakan dua grup subjek: grup yang mendapat manipulasi dan grup yang tidak mendapat manipulasi.
- Terdapat pengukuran terhadap dua grup: sebelum manipulasi dan setelah manipulasi.
- Penggunaan purwauji bermanfaat untuk megetahui apakah subjek yang keluar dari eksperimen berbeda dengan subjek yang masih tinggal dan untuk mengetahui apakah subjek yang drop out dari suatu grup berbeda dengan subjek yang drop out dari group lain.
- Desain ini dapat mengontrol tujuh macam ancaman validitas internal: histori, maturasi, testing, istrumentasi, mortalitas, regresi, dan seleksi.
3. Desain Faktorial
- Secara simultan dapat mengakomodasi penelitian atas pengaruh dua atau lebih variabel independen, baik pengaruh utama maupun pengaruh interaksi, terhadap variabel dependen.
- Bermanfaat untuk melakukan eksperimen dengan dua variabel independen (faktor) atau lebih dengan masing-masing faktor memiliki paling sedikit dua level. Semakin banyak jumlah faktor dan level, semakin kompleks desain faktorial.
- Contoh desain faktorial terhadap penelitian pengaruh variabel kompensasi dan daya Tarik tugas terhadap kinerja manajerial:
Daya
Tarik Tugas
|
|||
Rendah (R)
|
Tinggi
(T)
|
||
Kompensasi
|
Tetap (KT)
|
Sel KT, R
|
Sel
KT, T
|
Bonus (KB)
|
Sel KB, R
|
Sel
KB, T
|
|
Tetap dan
Bonus (KTB)
|
Sel KTB, R
|
Sel
KTB, T
|
Atau dapat ditulis sebagai berikut:
- Keunggulan desain faktorial:
- Mebutuhkan subjek yang lebih sedikit
- Peneliti memilik kesempatan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel independen yang diberikan secara bersamaan
- Desain faktorial mampu mengendalikan variabel-variabel pengganggu dengan cara mengintegrasikan variabel pengganggu tersebut ke dalam desain.
- Validitas eksternal meningkat.
- Kelemahan desain faktorial adalah kontrol terhadap variabel independen semakin sulit dilakukan ketika jumlah faktor dan levelnya semakin banyak.
referensi:
Nahartyo, Ertambang. 2013. Desain dan Implementasi Riset Eksperimen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN