Analisis Laporan Keuanan PT XL Axiata Tbk: Analisis Penggunaan Aset, Analisis Kinerja Operasi dan Profitabilitas, Penyusunan Ulang (Recasting) Laba dan Komponen Laba - Kelas Ekonomika

Post Top Ad

Thursday, November 29, 2018

Analisis Laporan Keuanan PT XL Axiata Tbk: Analisis Penggunaan Aset, Analisis Kinerja Operasi dan Profitabilitas, Penyusunan Ulang (Recasting) Laba dan Komponen Laba


Analisis Penggunaan Aset


Analisis penggunaan aset dilakukan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan atau disebut pula perputaran. Berikut adalah beberapa nilai rasio penggunaan aset PT XL Axiata.

PT XL Axiata Tbk dan Entitas Anak
RASIO PENGGUNAAN ASET

Rasio
2012
2013
2014
2015
2016
Penjualan terhadap kas dan setara kas
26.48
16.13
3.37
6.91
15.24
Penjualan terhadap piutang
41.47
16.18
20.76
25.47
33.53
Penjualan terhadap persediaan
421.02
432.06
303.74
289.65
132.49
Penjualan terhadap modal kerja
-4.13
-10.19
-11.23
-4.09
-2.78
Penjualan terhadap aset tetap
0.71
8.72
8.31
8.16
7.71
Penjualan terhadap aset lain lain
9.74
26.73
30.76
33.26
30.45
Penjualan terhadap total aset
0.59
1.76
1.80
1.94
1.92
Penjualan terhadap utang jangka pendek
2.40
2.68
1.52
1.45
1.47

Rasio penjualan terhadap kas dan setara kas mengalami tren menurun dari tahun 2012 ke tahun 2014 kemudian mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 15,24 pada tahun 2016 namun masih lebih rendah daripada tahun 2012. Rasio penjualan terhadap piutang sempat menurun pada tahun 2013 namun kembali meningkat pada tahun 2104 sampai dengan 2016. Begitu juga dengan jenis rasio penggunaan aset yang lainnya, fluktuasi terjadi dari tahun ke tahun. 

Untuk rasio penjualan terhadap total aset, jika dibandingkan dengan Telkomsel dan Indosat, XL masih lebih unggul. Telkomsel selama tahun 2014 dan 2015 hanya memiliki rasio penjualan terhadap total aset sebesar 0,83 dan 0,90. Sedangkan Indossat hanya sebesar 0,45 dan 0,48. Hal ini menunjukkan bahwa XL masih lebih efektif dalam menggunakan aset yang dimilikinya dalam rangka menghasilkan pendapatan.

Analisis Kinerja Operasi dan Profitabilitas

Pengukuran profitabilitas berdasarkan penjualan juga menunjukkan kinerja operasi perusahaan sekaligus mengukur kemampuan perusahaan mengendalikan biaya produksinya. Berikut adalah tabel berbagai marjin dalam rentang waktu lima tahun 2012-2016.



PT XL Axiata Tbk dan Entitas Anak
ANALISIS RASIO MARJIN KEUNTUNGAN

2012
2013
2014
2015
2016
Marjin laba kotor
76.18%
71.66%
64.92%
59.41%
61.25%
Marjin laba operasi
20.76%
12.38%
6.76%
13.72%
7.90%
Marjin laba bersih
13.18%
4.86%
-3.43%
-0.11%
1.76%

Margin laba kotor perusahaan cenderung menurun dari tahun 2012 ke tahun 2016. Marjin laba operasi dan laba bersih juga mengalami tren yang relatif sama dengan tren marjin laba kotor selama lima tahun. Grafik dibawah akan lebih dapat menjelaskan tren penurunan margin laba tersebut.


Apabila dibandingkan dengan Telkomsel, margin laba operasi dan laba bersih XL jauh lebih kecil. Telkomsel membukukan margin laba operasi sebesar 32,6% pada tahun 2014 dan 36% pada tahun 2015. Namun apabila dibandingkan dengan Indosat, XL masih sedikit lebih unggul. Indosat membukukan margin laba operasi sebesar 2,67% pada tahun 2014 dan 8,82% pada tahun 2015. Begitu pula dengan margin laba bersihnya. Margin laba bersih XL masih jauh dibawah margin laba Telkomsel, tetapi masih sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan Indosat walaupun sama-sama membukukan kerugian pada tahun 2014 dan 2015. Margin laba bersih Telkomsel dan Indosat secara berturut-turut adalah 23,72% dan -8,3% pada tahun 2014 dan 30,59% dan -4,9% pada tahun 2015.

Penyusunan Ulang (Recasting) Laba dan Komponen Laba


Agar menghasilkan hasil ramalan yang andal, komponen pembentuk laba yang bersifat acak dan tidak stabil harus dipisahkan dari komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi. Pemisahkan komponen laba tersebut dilakukan melalui proses penyusunan ulang (recasting) laba. Setelah recasting, maka kemudian dapat disusun laporan keuangan yang telah disesuaikan dari komponen laba yang bersifat acak dan tidak stabil. 



Berikut adalah tabel penyusunan ulang (recasting) yang menunjukkan penyesuaian atas laba bersih perusahaan setelah menghilangkan elemen-elemen laba temporer.

PT XL Axiata Tbk dan Entitas Anak
LAPORAN LABA RUGI YANG DISUSUN ULANG
Untuk periode berakhir tanggal 31 Desember 2016, 2015, 2014, 2013, 2012
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Item
2012
2013
2014
2015
2016
LABA (RUGI) YANG DILAPORKAN
 2,764,647
 1,032,817
 (803,714)
 (25,338)
 375,516
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih
 299,172
 94,985
 302,647
 (21,813)
 (64,937)
Keuntungan sewa balik menara
 -
 -
 (271,717)
 (2,035,383)
 (1,721,058)
Lain-lain
 27,373
 173,478
 164,584
 175,661
 111,342
Bagian laba (rugi) investasi pada asosiasi
 -
 (23,985)
 101,692
 147,016
 254,704
LABA (RUGI) DISESUAIKAN
 3,091,192
 1,277,295
 (506,508)
 (1,759,857)
 (1,044,433)

PT XL Axiata Tbk dan Entitas Anak
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN SETELAH PENYESUAIAN
Untuk periode berakhir tanggal 31 Desember 2016, 2015, 2014, 2013, 2012
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2012
2013
2014
2015
2016
PENJUALAN
 20,969,806
 21,265,060
 23,460,015
 22,876,182
 21,341,425
BEBAN POKOK PENJUALAN
 (4,993,976)
 (6,026,861)
 (8,229,219)
 (9,286,366)
 (8,269,268)
LABA BRUTO
 15,975,830
 15,238,199
 15,230,796
 13,589,816
 13,072,157
Beban usaha
 (11,296,822)
 (12,337,252)
 (13,448,700)
 (12,332,074)
 (13,059,936)
LABA OPERASI
 4,679,008
 2,900,947
 1,782,096
 1,257,742
 12,221
Beban Keuangan
 (782,334)
 (1,987,176)
 (2,689,437)
 (4,350,313)
 (1,507,458)
Pendapatan Pendanaan
 181,292
 705,605
 201,120
 727,526
 260,869
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
 4,077,966
 1,619,376
 (706,221)
 (2,365,045)
 (1,234,368)
BEBAN PAJAK
 (986,774)
 (342,081)
 199,713
 605,188
 189,935
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
 3,091,192
 1,277,295
 (506,508)
 (1,759,857)
 (1,044,433)

Komponen pembentuk laba bersih yang disesuaikan adalah sebagai berikut:


  1. Keuntungan kurs mata uang asing Keuntungan kurs mata uang asing merupakan selisih untung atas penyesuaian saldo-saldo akun laporan posisi keuangan perusahaaan yang memiliki satuan mata uang asing kemudian dilaporkan dalam mata uang fungsional. Transaksi atau kejadian ini bersifat tidak stabil dan juga bukan merupakan aktivitas inti perusahaan. 
  2. Keuntungan sewa balik menara Keuntungan sewa balik menara dikeluarkan dari komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi karena keuntungan sewa balik menara adalah pos yang diakui akibat terjadinya transaksi penjualan aset sehingga tingkat kejadiannya bersifat tidak tetap. Selain itu, keuntungan sewa balik menara bukan merupakan aktivitas utama perusahaan. 
  3. Keuntungan lain-lain Keuntungan lain-lain adalah jumlah akumulasi dari transaksi individu yang nilainya sangat kecil sehingga tingkat kejadiannya bersifat tidak stabil dan tidak signifikan. 
  4. Bagian laba (rugi) investasi pada asosiasi. Bagaian laba (rugi) investasi pada asosiasi bersifat tidak permanen.

No comments:

Post a Comment

ruang diskusi:

Post Top Ad